PWI LS Kecamatan Butuh Resmi Dikukuhkan
Pengukuhan pengurus PWI LS Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo (foto : koim/kj) |
Kegiatan cukup akbar tersebut, dihadiri jajaran pengurus DPW PWI LS Jawa Tengah yang
diketuai KH Musta'in Mansur dan juga jajaran pengurus DPD PWI LS
Kabupaten Purworejo yang diketuai H Faoqi Hakim. Turut hadir, jajaran
Forkopimcam Kecamatan Butuh, termasuk Ketua KUA Kecamatan Butuh dan juga
Rois Syuriah MWC NU KH Ainun Najib. Turut hadir pula anggota DPRD
Kabupaten Purworejo dari Fraksi PPP KH Ahmat
Thawabi SSos, anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Fraksi Demokrat Alfin
Ma'ruf Pratama. Hadir pula jajaran pengurus PWI LS dari Kedu Raya
seperti dari DPD PWI LS Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kota
Magelang, Kabupaten Purworejo dan juga pengurus DPD PWI LS Kabupaten
Kebumen. "Tokoh-tokoh
ulama juga hadir seperti KH Irfan Hakim, hadir pula dari unsur tokoh
masyarakat dan jajaran Pemdes Kedungagung dan masyarakat sekitar. Terima
kasih untuk dukungan dan kehadiran semuanya," sebut Kyai Slamet Ilyam
dihubungi KabarJateng usai pengukuhan.
Selaku pimpinan DPW PWI LS Jawa Tengah, KH Musta'in Mansur, merasa senang dengan terbentuk kepengurusan di Kecamatan Butuh. "Semoga kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Purworejo juga segera menyusul," harapnya.
Sementara Ketua DPD PWI LS Kabupaten Purworejo KH Faoqi
Hakim menerangkan, terbentuknya atau berdirinya PWI LS untuk menjaga
kerukunan antarumat beragama, khususnya agama Islam dan terkhusus untuk
menyelamatkan akidah atau syariat Nahdatul Ulama (NU), di mana saat ini
dengan derasnya informasi pubik sangat terbuka sekali.
Sedangkan Kyai Ngabdul Mutolib selaku Sekretaris PWI LS Kabupaten Purworejo menambahkan, reorganisasi kepengurusan dalam AD/ART PWI LS dilakukan setiap tujuh tahun sekali. "Semua tingkatan wilayah sama untuk periode tahun 2025 - 2031," tegas Ngabdul Mutolib.
Kembali ke KH Faoqi Hakim, PWI LS juga bertujuan memperkuat NKRI, NKRI adalah harga mati yang harus dijaga secara bersama-sama. Masih kata dia, PWI LS juga bertujuan memberantas segala bentuk kepalsuan dari nasab, RAS (pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang dapat diwariskan secara turun-temurun). "Dan juga membentengi masyarakat dari ajaran-ajaran sesat yang menyesatkan yang tak sesuai dengan ajaran agama Islam," pungkasnya. (*)
reporter : ngabdiri koim
editor : tomo widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar