Lima desa yang ikut menyengkuyung kegiatan itu yaitu Desa Guntur, Desa Nglaris, Desa Limbangan, Desa Karangsari dan Desa Legetan yang menjadi penyelenggara. Uniknya warga dari lima desa yang ikut pawai itu mayoritas merupakan anggota Masterbend atau masyarakat terdampak proyek strategis nasional pembangunan Bendung Bener yang dilaksanakan di Desa Guntur.
Tampak ribuan warga dari berbagai daerah turut memadati tepian jalan yang dilalui guna melihat secara langsung kemeriahan pawai parade seni dan budaya itu. Tak hanya pawai, ada sedikitnya 9 jenis kesenian yang dipentaskan dan dipertontonkan sebagai hiburan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI di Desa Legetan.
Disampaikan, tema yang diusung dalam kegiatan itu masih dengan tema berskala nasional yaitu terus melaju Indonesia maju, namun demikian juga ada tema lokal yang diusung yaitu pelestarian budaya budaya asli daerah. "Yang menarik adalah antusiasme warga yang luar biasa, semua serba mandiri, mereka biaya sendiri, apa-apa serba sendiri, ini membuktikan bahwa masyarakat masih mencintai negeri ini dan ini mestinya menjadi momentum bagi para pejabat, untuk dapat memikirkan rakyat dengan baik, jangan kemudian berlaku korup, sekaligus juga warning bagi aparat untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya sehingga hukum dapat berkeadilan baik ke atas maupun ke bawah," ujarnya.
"Maka hari ini kita ikut memeriahkan sekaligus menunjukkan bahwa Masterbend masih selalu ada dan eksis sepanjang masa," ucapnya.
Pesan yang diusung oleh Masterbend dalam kirab seni dan budaya itu adalah berharap masyarakat di seputaran bendung Bener tetap mendapatkan perhatian dari pemerintah, di mana masyarakat di sekitar bendungan itu masih perlu diberdayakan, salah satunya dengan cara dimana rakyat diberi kesempatan untuk mengelola green land atau lahan hijau yang ada di seputar tapak bendung, sehingga nanti meskipun mereka lahan-lahan mereka telah habis tergerus untuk bendungan Bener, mereka masih dapat beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka.
Diterangkan, bahwa seni dan budaya yang ditampilkan dalam kirab seni dan budaya itu masih mayoritas adalah seni budaya atau tradisi-tradisi lokal yang dimiliki, sehingga antusiasme warga, sehingga masyarakat yang menyaksikan budaya-budaya tersebut, ini menjadi parameter, indikator bahwa masyarakat masih sangat menyukai dengan budaya-budaya yang ada sehingga perlu dilestarikan dengan baik.
"Dan yang membuat kita senang adalah tadi pelaku budaya lokal ini rata-rata adalah anak- anak milenial, anak-anak muda sehingga ini perlambang
positif, bahwa generasi muda kita masih mempertahankan tradisi-tradisi
budaya yang kita miliki. Dan sudah menjadi kewajiban kita bersama,
pemerintah dan masyarakat melestarikan budaya budaya tradisi yang ada,"
terangnya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar