Dari berawal hanya suka dengan hewan, dan dengan hanya memelihara beberapa ekor kambing kini usahanya telah berkembang hingga berhasil memiliki puluhan ekor kambing. Usaha ternak kambing perah itu dinamai Joesman Farm, sebuah nama yang diambil dari nama anak terakhirnya, sebagai bentuk motivasi dan semangat dalam membangun usahanya.
Saat ditemui di tempat usahanya, Selasa, 6 Juni 2023, Aiptu Estu Pratomo, menyebut, saat ini dirinya telah memiliki setidaknya 25 ekor kambing indukan, 1 ekor kambing pejantan dan 7 ekor anakan kambing atau cempe.
"Dulu merintis mulai tahun 2019 awal, dari kandang lama terus karena kandang tidak memungkinkan kami geser ke sini, atau pindah kandang ke lokasi yang lebih luas," ungkapnya.
"Kebetulan seneng dengan hewan lalu bertemu dengan Pak Sumaryanto, terus dimotivasi untuk punya usaha di samping tugas kami di kepolisian, tapi tidak mengganggu dinas, karena aktivitas yang kami lakukan di sini di luar jam dinas," katanya.
Dalam menjalan usahanya, Aiptu Estu Pratomo dibantu oleh satu tenaga kerja, yang setiap hari berada di lokasi kandang kambing miliknya. "Kalau pagi hari ada temen yang handle, terus kami izin pimpinan untuk mengelola usaha ini dan yang penting tidak mengganggu pekerjaan sebagai polisi, ya dengan dibantu tenaga satu orang," ujarnya.
Salah satu keinginan Aiptu menjalankan usaha ternak kambing perah, selain dekat dengan masyarakat, desanya memiliki potensi pakan ternak yang melimpah. "Potensi di daerah sini kalau pakan itu melimpah, walau endingnya kami sekarang memang tidak lagi memanfaatkan pakan lokal karena efisiensi, jadi pakan kami beli agar tidak merepoti, yakni beli dari Pak Yanto dan konsentrat juga beli dari Pak Yanto yang menjadi mitra usaha kami," jelasnya.
Dengan usaha ternak kambing perah, banyak keuntungan yang didapat, yakni dari hasil perah susu yang dilakukan rutin setiap hari dan anakan kambing yang menjadi tambahan aset dalam usahanya. Dirinya juga tidak kesulitan untuk membagi waktu antara tugas dengan bekerja memelihara kambingnya, dengan mempekerjakan satu tenaga kerja untuk membantunya.
"Memberi makan kambing itu kan wajib yang pemerahan susu juga wajib dan itu dilakukan dua kali dalam sehari. Namun untuk pagi hari itu dihandle oleh tenaga kerja, baru bila sore jika masih bisa ada waktu, saya ikut membantu, namun bila tidak bisa maka juga akan dilakukan oleh tenaga kerja yang bantu,".
Aiptu Estu Prastomo berharap usahanya yang dijalani bisa menjadi
inspirasi bagi warga sekitar, dan merubah maindset masyarakat sekitar
bahwasanya memelihara kambing tidak menguntungkan, padahal sangat
menguntungkan.
"Alhamdulillah di tempat kami selama ini bisa berkembang dan bisa membuka
lapangan pekerjaan. Harapan ke depan semoga ini bisa makin bertambah
sehingga mendukung ekonomi keluarga kami juga untuk persiapan pensiun
nanti," pungkasnya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar