Bertemakan Kearifan Lokal, Diikuti Siswa Kelas 1 dan 4
Sesuai dengan temanya, yakni Kearifan Lokal, expo yang diikuti oleh siswa kelas 1 dan kelas 4 itu menyajikan aneka jajanan dengan menu makanan tradisional. Aneka jajanan itu ditata rapi di setiap stan yang telah disediakan, kemudian dipamerkan lalu dijual kepada para pengunjung yang hadir dalam kegiatan itu. Expo Muri menjadi semarak dengan diisinya sejumlah penampilan seni, baik gerak dan lagu, menari dan menyanyi maupun pamtomim yang ditampilkan oleh para perwakilan dari siswa SD Muri.
"P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu inovasi dalam kurikulum merdeka yang bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman nyata dalam mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila melalui serangkaian aktivitas projek pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas," ungkap Kepala SD Muhammadiyah Kemiri, Widi Hastomo, saat ditemui di kantornya.
Dikatakan, kegiatan Expo Muri dilaksanakan sebagai inovasi yang dikemas untuk pembelajaran P5 bagi siswa kelas 1 dan 4, di mana dengan kegiatan itu, apa yang yang menjadi tuntutan kurikulum, anak-anak bisa belajar dari kegiatan itu.
"Kegiatan expo ini kita wadahi, kita gandeng paguyuban, kalau dianalogikan sekolah sebagai Mallnya, kita buat stan-stannya, ada 17 stan, dan dari wali kelas 1 dan 4 kita bikin kelompok untuk mengambil setiap stan, dan di situlah mereka berkarya. Di setiap stan itu mereka menjajakan jajanan tradisional, sesuai yang sudah disepakati kemudian menghias stannya, sehingga menarik, pengunjung pun menjadi tertarik dan membelinya," jelasnya.
Expo Muri didukung dan dorong penuh oleh pihak sekolah hingga seperti festival atau expo modern pada umumnya, yakni dengan stan nya baik, dengan pelayanan yang baik, menu jajanan yang enak, sehingga expo itu dilombakan dan dibuat kejuaraan.
Disebutkan, ada sekitar 41 siswa dari kelas 1 dan 42 siswa dari kelas 4 yang ikut sebagai peserta Expo Muri. Stan expo dibuat menjadi semenarik mungkin dengan dinamai para tokoh dalam dunia pewayangan. Masing-masing kelompok atau stan wajib menyajikan 7 jenis makanan tradisional yang berbeda, mereka diperbolehkan bekerja sama dengan pihak lain untuk penyajian menu makanan terbaiknya.
"Makanannya bebas dan mereka sendiri yang menentukan, dari semua jenis makanan tradisional setiap kelompok hanya memilih 7 jenis makanan, yang sekiranya beda dengan kelompok lain, karena ini persaingan, biar cepet habis, mereka harus beda," terangnya. Menurutnya, ada yang menarik dalam Expo Muri itu, yakni sekolah menjadi hidup, yaitu sekolah yang disulap menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.
"Selain ada tenda kita ada yang menghibur para pengunjung, dengan adanya panggung hiburan dan badut, harapannya seperti di mall itu selain mereka disajikan oleh outlet-oultet, Satpamya manis, ada yang menghibur di situ, analogikanya itu, kita mengabdosi dari mall, yang banyak orang sukai," lanjutnya.
Sesuai dengan tujuannya, kegiatan itu bisa menjadi media pembelajaran bagi siswa, banyak aspek positif yang bisa dipetik oleh siswa, diantaranya aspek kerohanian, aspek sosial, aspek perekonomian, ada keakraban yang biasanya belajar dengan guru, di sini belajarnya dengan orang tua juga dengan guru, sehingga mereka bisa saling kenal dan menciptakan suasana sekolah sesuai dengan harapan.
"Harapan ke depan ini diadakan lagi, saya harap lembaga lain tidak meniru
biar tidak menjamur, kalau tidak ditiru kan menjadi unggulan, program
unggulan di SD Muri ini," harapnya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar