Menjadi Titik Temu bagi Perbedaan yang Ada
Forum Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah terdiri dari berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia, di antaranya suku Jawa, Sunda, Dayak, Minang hingga Papua. “Ini adalah peresmian sekaligus halalbihalal. Bisa dikatakan ini satu-satunya provinsi di Indonesia yang punya Rumah Pembauran,” kata Ketua FP Jateng, Muhammad Adnan.
“Ini para pionir, para pelopor tokoh-tokoh dari banyak suku yang ada di Jawa Tengah. Ada Nias, ada Jawa, ada Maluku, ada NTT, tadi berkumpul dari Papua juga berkumpul. Mereka sepakat, bahwa perlu kiranya ada rumah pembauran ini agar ada meeting point untuk mereka bisa bertemu,” katanya.
Keempat kota tersebut yakni Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Magelang. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah belum lama ini juga menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI sebagai daerah yang berkomitmen menerapkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Predikat itu diperoleh karena Jateng berkomitmen mencegah paham ekstrem
dan radikal melalui regulasi, bidang pendidikan, serta pemberdayaan
ekonomi. BNPT juga mencatat indeks intoleransi di Jateng yang cukup
rendah dengan 6,8 persen dan masih di bawah indeks Nasional yang sebesar
12,6 persen.
“Apalagi sekarang sudah masuk tahun politik. Jangan lah nanti kita
membawa isu-isu sara, maka kemudian rumah ini menjadi penting buat kita
untuk mendinginkan situasi karena kita bersaudara, kita bangsa
Indonesia, kita berbahasa Indonesia, kita bertanah air Indonesia dan
kita bernegara Indonesia,” tandasnya . (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar