Jalan sehat dilaksanakan dengan start dan finish di halaman kantor MWC Kecamatan Purwodadi, yang berada di Desa Purwodadi, dengan menempuh jarak kurang lebih 4 km dengan menyusuri jalan-jalan di Desa Purwodadi. Berkesempatan melepas kegiatan jalan sehat, Camat Purwodadi, Dwi Agung Nugraheni, bersama Muspika Purwodadi.
"Sebelum itu MWC NU dan banom sudah melakukan berbagai kegiatan selama satu bulan, di antaranya kegiatan kerja bakti di tempat ibadah di beberapa masjid dan MTs Maarif NU Purwodadi, lalu ziarah untuk para masayih NU atau tokoh-tokoh NU dan keluarga di 6 desa, kemudian kegiatan temu narasumber dari ulama dan umaro' dan unsur DPRD Purworejo yaitu tentang informasi-informasi masalah keagamaan, lalu mujahadah dan pembacaan al Quran serta pengajian dan puncaknya hari ini kegiatan apel dan jalan sehat," ungkap Ketua MWC NU Kecamatan Purwodadi, Ari Jatmiko, bersama Sekretaris MWC, Wasis Handayani, saat ditemui di lokasi kegiatan.
Apel dan jalan sehat itu, lanjutnya, diikuti seluruh pengurus MWC dan banomnya, dengan jumlah peserta mencapai kurang lebih 700 orang. Selain pengurus MWC, banom yang ikut di antaranya ada dari Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU dan IPPNU, baik dari pengurus tingkat kecamatan hingga ranting dan warga NU yang ada di Kecamatan Purwodadi.
"Kita juga melibatkan 3 lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan lembaga pendidikan Maarif yang ada di Kecamatan Purwodadi yaitu MI Annur Jogoresan, MI Al Huda Kebonsari dan MTs Maarif NU Purwodadi," sebutnya.
Apel dan jalan sehat menjadi semarak dan meriah dengan disediakan dan dibagikannya ratusan doorprize bagi peserta yang ikut. Doorprize yang dibagikan merupakan urunan dari donatur, pengurus MWC NU Kecamatan Purwodadi dan banom.
"Setiap ranting memberikan dukungan dengan menyetor 3 doorprice dan banom 5 doorprize, sehingga dalam kegiatan apel dan jalan sehat ini bisa terkumpul doorprize sebanyak 233," katanya.
Kegiatan itu, lanjutnya, dipersiapkan secara mendadak, yaitu hanya satu minggu. Ide gagasan kegiatan dan rapat dilakukan pada hari Sabtu lalu, dan kegiatan dilaksanakan pada Sabtu ini.
"Alhamdulillah kegiatan bisa berjalan lancar, masyarakat juga antusias mengikuti, hal itu dibuktikan dengan penyediaan kupon hingga mencapai 700," lanjutnya. Disampaikan, dalam menyambut 1 Abad NU, MWC NU Kecamatan Purwodadi, memiliki program salah satunya mendirikan lembaga pendidikan yaitu MTs Maarif NU Purwodadi. MTs itu berdiri pada tahun 2022 dan saat ini telah melaksanakan proses pendidikan di tahun pertama dengan jumlah siswa 37 anak didik. "Dengan adanya peringatan NU ke-100 atau 1 abad ini, kami pengurus MWC NU Kecamatan Purwodadi beserta banomnya juga ingin menyiarkan agama Islam lewat organisasi NU. Semoga dengan adanya kegiatan tersebut bisa menimbulkan simpatis dan kepercayaan lalu masyarakat tertarik kepada NU dan semoga kedepanya warga NU di Kecamatan Purwodadi semakin ngremboko, semakin banyak, semakin berkualitas dan kuantitas, serta banyak warga NU yang menyekolahkan anak-anaknya di lembaga pendidikan yang kita programkan," harapnya.
Kepala MTs Maarif NU Purwodadi, Muhammad Mustofa, menambahkan, selain menyambut peringatan 1 abad NU, kegiatan apel dan jalan sehat itu sengaja dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan MTs Maarif NU Purwodadi kepada masyarakat dan penyampaian program yang telah disepakati yaitu pembangunan sarana ibadah yang pemanfaatannya untuk MWC NU Kecamatan Purwodadi dan MTs Maarif NU Purwodadi.
"Program MWC salah satu yang menjadi icon yaitu dengan mendirikan
lembaga pendidikan MTs Maarif NU, pada awalnya kami juga merasa minder,
di mana di sini sudah ada lembaga pendidikan yang bonafit, tapi pengurus
MWC punya semangat dan ghirah untuk mendirikan lembaga pendidikan dengan
tujuan mewadahi alumni- alumni yang berlatar belakang akademik
dan alumni yang berlatar belakang pondok pesantren, karena MTs ini
didirikan sebagai sekolah berbasis pondok pesantren. Di mana kami punya
unggulan yaitu tidak semata-mata mendirikan pendidikan formal saja
tetapi juga pendidikan non formal yaitu pondok pesantren," jelasnya.
Adapun tujuan didirikanya lembaga pendidikan itu, yaitu bagaimana bisa
menghidupkan bersama antara pendidikan formal dengan pendidikan non
formal dalam hal ini adalah pondok pesantren. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar