Dikembangkan Jessi, Membuka Micro Roostery & Co Working Space
Jessi diwawancarai kabarjateng |
Sementara dari Alun-alun Purworejo berjarak sekira 10 km. Sosok perempuan Jessica Trianto yang sering dipanggil Jessi ini mengelola usaha kopi warisan dari eyang buyutnya. Kecintaannya akan kopi membuat Jessi menekuni bisnis tersebut. Lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) jurusan Akuntansi dan sudah menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Universitas Harvard Amerika Serikat ini, akhirnya memilih kembali ke Purworejo untuk meneruskan usaha produksi kopinya.
Di tangan Jessi, racikan kopinya pun dikembangkan. Di antaranya kopi kemasan sachet dengan cita rasa kopi tubruk yang bisa dinikmati kapan saja. Racikan yang diolah itu merupakan resep kopi bubuk tradisional dari eyang buyutnya. Kepada media kabarjateng, Jessi menceritakan singkat tentang usaha kopinya.
"Dulu orang tidak menghargai kopi Jawa dan ini menjadi tantangan ke depan.
Bagaimana otentik rasa kopi bisa keluar atau istilahnya kopi bisa
miroso," terang Jessi ditemui media ini, baru-baru ini.
"Saya sejak kecil ikut eyang buyut sudah dikenalkan aroma kopi, meski tidak pernah praktek langsung produksi kopi, saya sudah hapal aroma kopi," aku dia.
Untuk tetap mempertahankan eksistensi Kopi Pit, Jessi mengurus merk dagang Kopi Pit, sehingga pada 2018 dia bisa memulai produksi usahanya dan membuka Micro Roostery & Co. Working Space. Kopi Pit masih bertahan sampai sekarang juga sebuah prestasi. Lantaran banyak orang yang datang di rumah produksi Kopi Pit, Jessi membuat sejenis micro roastery and co-working space.
Dengan demikian, tamu bisa minum kopi sembari istirahat dan juga berkaraoke. Agar bisa menemani kopi,di kafe tersebut ada pula menu-menu camilan sampai makanan berat. Selain para pengunjung kafenya penasaran akan racikan kopi Pit, para tamu pun bisa melihat cara mengolah kopi hingga menyajikan kopi.
Ada juga jenis kopi untuk konsumen kafé. "Enggak terkotak pada satu segmen. Banyak juga yang kulakan untuk warung dan lainnya, biasanya yang saset, tubruk plus gula untuk angkringan. Misal ada yang mau buat oleh-oleh, ada yang paper packaging, biar kopinya enggak ngabar," imbuh Jessi.
Jessi mengemas kopi retail dengan kualitas kopi giling. Dengan tagline Kopi Pit, kopi tubruk yang tidak bikin ngantuk, dia mengklaim seduhan kopi miliknya tak bikin kembung. (*)
reporter : eko stianto
editor : tomo widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar