Dinilai Provokatif, Andika Sari
akan Melaporkan Pencemaran Nama Baik ke Polda
Beberapa komponen warga Banyuasin menyayangkan demo penurunan Sekdes
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Aksi demo yang digelar sebagian warga Desa Banyuasin Kembaran, Kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah, di depan kantor Bupati Purworejo, Selasa 8 November 2022 lalu, dengan tuntutan pemecatan Sekretaris Desa Banyuasin Kembaran, Andika Sari, menuai tanggapan dari sejumlah pemuka agama, tokoh masyarakat, warga dan Sekdes Andika Sari.
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Aksi demo yang digelar sebagian warga Desa Banyuasin Kembaran, Kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah, di depan kantor Bupati Purworejo, Selasa 8 November 2022 lalu, dengan tuntutan pemecatan Sekretaris Desa Banyuasin Kembaran, Andika Sari, menuai tanggapan dari sejumlah pemuka agama, tokoh masyarakat, warga dan Sekdes Andika Sari.
Warga bersama Sekdes menilai, ada provokasi yang tidak benar untuk mengajak warga melakukan aksi demo.
Pemuka
agama Desa Banyuasin Kembaran, Kyai Panut Purwanto, bersama warga lain,
Priyono (Sebelik), Darmanto (anggota Karangtaruna), Nuryanto, Sumiyanah
dan Nur kholis (pemuka agama dan Ketua Bumdes) memberika tanggapan dan
mengaku mendukung Sekdes Andika Sari untuk tetap menjadi sekdes di Desa
Banyuasin Kembaran.
"Saya secara pribadi masih
mendukung Andika Sari sebagai Sekdes Banyuasin Kembaran. Karena sebagai
masyarakat tidak punya hak untuk menggulingkan, itu kan hak dari Pak Kades, sedangkan sebagai alasan kesalahan, beliau kan sudah minta maaf,
sudah bersedia tidak mengulang, taubat, dan kesalahan sudah minta
maaf itu. Kan tidak ada salahnya kita sebagai sesama bisa memaafkan.
Saya berharap pemerintah desa itu tegas tidak didikte dari orang lain,"
kata Kyai Panut (pemuka agama Desa Banyuasin Kembaran).
Nur
Kholis selaku pemuka agama dan Ketua Bumdes mengatakan, sebagai
warga Banyuasin Kembaran menyayangkan ada oknum ulama malah provokasi
demo menurunkan Sekdes. "Mbok uwes dosa urusannya dia, untuk Bu Sekdes
sendiri wong sering nek ada kegiatan desa sok nomboki dulu, kinerja
sebagai koordinator dan administrasi desa selesai, bagi saya ora
masalah," kata dia.
“Saya mengaku prihatin, lantaran diduga
ada tokoh ulama yang justru malah suruh ikut-ikut sebagai provokator
dalam aksi demo, yang seharusnya justru bisa membuat masyarakat lebih
tenang. Dan Menurut saya Bu Sekdes itu sudah profesional kerja, papan
monografi Desa APBDes sudah terpampang jelas dan yang terpenting tidak
korupsi lah," kata Priyono.
Warga lain, Sumiyanah,
juga mengaku bangga punya sekdes perempuan. Sekdes itu dinilai mampu
menjadi wanita yang tangguh dan sudah kompetensi dalam mewakili
perempuan.
"Makanya saya menyayangkan bila ada Ibu-ibu yang sudah diajak dan dihasut oleh oknum yang mengaku tokoh
agama untuk berdemo dan menurunkan sekdes dengan alasan tidak jelas yang
meresahkan. Karena sekdes itu cukup aktif memandu PKK, posyandu dan
posbindu," ujarmya.
Tokoh pemuda, Sudarmanto
menduga adanya kegiatan demo berusaha melengserkan sekdes ada
unsur tindakan yang tidak baik, dan
kegiatan itu dianggap untuk menutupinya.
"Saya lihat Bu Andika itu orangnya baik
tidak bakalan mau korupsi karena uang setahu saya di bendahara kemudian
membeli material di tempat UD Najati. Bu Sekdes
ramah sama tetangga mengikuti kegiatan warga seperti pengajian rutin,
dan kasihan lagi kalau ada oknum yang menunggangi melengserkan Bu
Andika, maka saya kasihan sama aparat desa setempat, kan bingung mau
bertindak bagaimana," katanya.
Nuryanto (warga
Dukuh) mengatakan, sebagai warga Banyuasin Kembaran sangat malu
karena ada upaya-upaya non prosuderal untuk menurunkan sekdes. "Karena
Bu Sekdes setahu saya tegas dan tidak mau diajak korupsi," aku dia.
Dan
ketika Sekdes ditemui memberikan jawaban terkait demo yang terjadi
di depan kantor Bupati yang bisa mencemarkan namanya padahal belum jelas apa
pasal kesalahannya, Andika pun dalam waktu dekat ini melaporkan
warga yang dianggap sebagai provokator ke ranah hukum yaitu ke Polda
Jawa Tengah dibantu pengacaranya.
"Oh pasti, saya
akan menggugat secara PTUN maupun secara pidana hal tersebut sebagai
pembelajaran bagi oknum yang mengatasnamakan warga, karena saya memang
tidak melakukan tindakan pelanggaran hukum baik secara administrasi
maupun pidana. Dan saya sudah diberikan surat teguran, kemudian saya
sudah bertanya kepada kepala desa, apa yang perlu saya lakukan, dan
jawaban Pak Kades adalah memperbaiki sikap. Atas apa yang terjadi kemarin (aksi demo), saya akan tegas pasti akan laporkan aktor siapa
provokasi tersebut ke Polda Jawa Tengah. Saya akan melapor
secepatnya," kata Andika Sari, kepada wartawan, Kamis 10 November
2022.
Diakuinya, seperti yang disampaikan dalam
aksi demo lalu, bahwa Andika Sari tidak berangkat mengantor di kantor
Desa Banyuasin Kembaran, sejak dirinya ramai didemo warga.
"Saya
tidak mengantor karena saya bertanya dengan Bapak kepala desa, apakah
saya boleh ke kantor desa, beliau menjawab secara WA kalau saya tidak
diperbolehkan mengantor dan bukti WA itu masih ada. Memang tidak
berbentuk secara tertulis, dan meminta secara tertulis tidak memberikan
jawaban,” ujar Andika Sari.
Meski telah dilarang
masuk kantor, Andika Sari memberanikan diri untuk masuk ke kantor Desa
Banyuasin Kembaran, pada Kamis 10 November 2022 kemudian ada kegiatan
takziah di Purworejo.
"Tadi saya ke kantor lagi,
saya koordinasi dengan Ketua TPK untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
Karena selama ini TPK menjalankan tugas belum secara baik jadi saya
selalu wanti-wanti. Saya lihat tadi juga setelah saya dilarang masuk ke
kantor, masih banyak pembangunanan yang sudah dicairkan tapi belum
dilaksanakan," ujarnya.
Terkait dengan program kegiatan pembangunan desa, lanjutnya, telah dilakukan pemeriksaan dari Inspektorat, tapi belum ada hasil.
"Itu
untuk tahun 2021, kemudian di tahun 2022 mungkin belum ada monev lagi
karena saya tidak diizinkan berangkat ke kantor padahal SK
pemberhentian belum diberikan. Biasanya setiap ada monitoring ngabari
saya," ucapnya.
Andika mengaku masih melakukan
komunikasi dengan Kades secara baik dan berhubungan baik, dan
dirinya masih aktif sebagai sekdes seperti perkumpulan rutin sekdes. "Ada
tagihan data saya pasti berikan dan kemarin ada tagihan PBB maka saya
yang menerima kemudian saya serahkan kepada bapak Kadus Sebelik," ujarnya. (*/widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar