Hal itu disampaikan anggota Komisi IX DPR RI dari dapil 9 Jawa Tengah, Hj Nur Nadhifah SAg MM saat menggelar acara Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja BKKBN Provinsi Jawa Tegah di Gedung Nahdlatul Ulama (NU), Kelurahan Lugosobo Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, Kamis 20 Oktober 2022.
Selain anggota Komisi IX DPR RI, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsosdaldukkb) Kabupaten Purworejo, Ahmat Jainudin, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purworejo Frans Suharmaji dan Sekretaris DPC PKB Kabupaten Purworejo Toha Mahasin.
"Untuk itu, saya mengajak seluruh warga Kabupaten Purworejo turut serta membantu dalam program percepatan penurunan stunting ini," katanya saat ditemui di sela kegiatan.
Disampaikan, Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan stuntingnya. Target Presiden di tahun 2024, stunting bisa turun di angka 14 persen. "Jadi hari ini secara nasional masih 27 persen. Satu tahun untuk menurunkan itu kan harus kerja keras yang luar biasa, sementara stunting lebih dominan karena perilaku orang tuanya terhadap bayinya, terhadap kehamilannya, menyampaikan anak itu stunting atau tidak, jejak orang tua yang punya anak remaja yang mau menikahkannya, melahirkan dengan usia terlalu muda juga berisiko. Maka saya merasa terpanggil bersama dengan temen-temen NU, aktivis NU juga ada Fatayat NU, Muslimat NU dan lainnya, untuk mengajak turut serta menangani masalah itu," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah tidak akan pernah berhasil menyelesaikan persoalan itu tanpa dibantu oleh masyarakat. Karena hal itu terkait dengan perilaku masyarakat. "Kalau mbangun pembangunan, pemerintah bisa membangun, tinggal mbayar kontraktor langsung kerja, tapi kalau perilaku, pola hidup itu yang mbangun adalah masyarakatnya sendiri. Maka kita harus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa bareng-bareng membantu menyelesaikan masalah stunting ini," jelasnya.
Diumpakan, pendidikan SD atau SMP, tidak bisa secara langsung tampak seketika perubahan perilaku hidupnya, beda dengan membangun fisik maka perlu penanganan secara kontinue terus menerus, dengan menggandeng lembaga pendidikan, organisasi-organisasi masyarakat, dan semua komponen yang terlibat di masyarakat untuk diajak bersama-sama dalam penanganan stunting.
"Di sebelum pandemi stunting itu tidak setinggi ini, tapi pasca pandemi naiknya tajam," ucapnya.
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu stunting lebih banyak karena kekurangan gizi kronis dalam waktu yang panjang, pola makan yang tidak baik dan jenis makanan sehat yang dimakan.
"Pesan saya kepada seluruh masyarakat Purworejo dan sekitarnya, mari kita perhatikan terhadap anak-anak kita yang mau menikah, hamil dan memiliki bayi di bawah dua tahun, kualitas anak itu ditentukan di usia ini. Kalau di usia ini gizi anak cukup insyaallah kedepanya dia baik," pesannya.
Acara Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting itu juga
diisi dengan pembagian hadiah undian doorprize menarik dengan hadiah
utama sepeda gunung, televisi, kompor gas, setrika voucher belanja dan
hadiah menarik lainnya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar