PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Sebanyak 212 atlet bulutangkis di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengikuti Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Bulutangkis, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cup 2 tahun 2022 Kabupaten Purworejo, di gedung olahraga GSH Purworejo. Kejurkab dilaksanakan selama tiga hari sejak Jumat (28/10/2022) hingga Minggu (30/10/2022).
Kejurkab dibuka Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo, Stepanus Aan Isa Nugroho, dan dihadiri oleh Ketua PBSI Kabupaten Purworejo, Muhammad Abdullah, ketua KONI Purworejo, Sumaryanto, ketua-ketua cabang olahraga se-Kabupaten Purworejo dan para sponsor yang mendukung kegiatan itu. Ketua Panitia Kegiatan, Warno Dwi Antoro, mengungkapkan, Kejurkab tahun 2022 ini dinamai PBSI Cup ke-2, lantaran tiap tahun ada dua kegiatan Kejurkab. Kegiatan pertama didanai oleh PBSI dan yang kedua didanai oleh Djarum Foundation Tbk.
"Tahun ini diikuti oleh 212 peserta, artinya ada peningkatan dari Kejurkab tahun lalu yang hanya diikuti oleh 159 peserta. Kejurkab ini meliputi kriteria pra usia dini baik putra maupun putri, lalu tunggal usia dini, tunggal anak, tunggal pemula, tunggal remaja, ganda usia dini, ganda anak, dan ganda pemula," ungkap Warno, saat ditemui di sela kegiatan, pada Jumat (28/10/2022).
Selain pesertanya meningkat, Kejurkab tahun ini juga didukung oleh wasit yang baru saja didiklat selama dua hari oleh Pemprov Jateng. Kejurkab tahun ini juga diikuti oleh 5 club besar di Kabupaten Purworejo yang menjadi tempat binaan para atlet.
"Kejuaraan ini dilakukan secara berjenjang, karena setelah itu akan ada kejuaraan regional di tingkat Jawa Tengah, dan kejuaraan ini sebagai ajang seleksi, sebagai wahana untuk menyeleksi mencari bibit-bibit atlet bulutangkis dari tingkat anak-anak dan berbagai kriteria usia," ujarnya.
Warno berharap olahraga bulutangkis di Kabupaten Purworejo semakin digemari juga ada penambahan klub di kecamatan atau yang lain. Sementara itu, Ketua PBSI Kabupaten Purworejo, Muhammad Abdullah, menjelaskan, Kejurkab dilaksanakan dengan maksud mengukur sejauh mana kemajuan dan prestasi dari anak-anak yang selama ini dibina PBSI melalui klub-klub yang ada di Kabupaten Purworejo.
"Nah dari para juara- juara di Kejurkab atau kejuaraan tingkat kabupaten ini kemudian nanti akan terpantau perkembangan prestasinya seperti apa dan kemudian mereka yang juara, mereka yang prestasinya baik nanti kita seleksi untuk kemudian kita ikutkan di kejuaraan tingkat propinsi atau Kejurprov. Itulah agenda rutin kami PBSI Kabupaten Purworejo tentu bekerja sama dengan para sponsor, dan sponsor utama kita adalah Djarum Foundation," jelasnya. Disampaikan, dari setiap tahun pelaksanaan Kejurkab, relatif banyak memunculkan juara- juara baru. Artinya pembinaan bulu tangkis terutama di usia anak- anak itu dinilai relatif cukup bagus. "Hanya kendalanya kita memang justru pada atlit - atlit yang sudah kategori remaja, karena biasanya seusia SMA ini yang berlatih sudah kurang karena memang waktunya sudah dihabiskan untuk kegiatan di sekolah, lalu atlet-atlet yang prestasinya memang bagus ini kemudian hijrah keluar daerah mengikuti klub-klub yang memang favorit, karena sarana dan prasarananya serta pelatihnya lengkap, sementara di Kabupaten Purworejo kita belum memiliki sarana dan prasarana olahraga, terutama untuk pembinaan bulutangkis yang lapanganya harus berstandar nasional," katanya.
Selain sarana dan prasarana yang minim juga ada sisi lain yang menjadi kendala, penghargan di tempat lain, pemerintah daerah lain, terhadap anak-anak berprestasi di bidang olahraga jauh lebih besar, lebih menggiurkan bagi para atlet.
"Sehingga kita pun juga tidak mungkin memaksakan kehendak untuk mereka tetap di sini karena itu juga hak mereka untuk menggeluti bidang olahraganya, untuk meningkatkan prestasinya sekaligus untuk memikirkan kesejahteraanya," ucapnya.
Abdullah yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Fraksi Nasdem mengaku telah berupaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi, di antaranya dengan telah membentuk perda tentang penyelenggaraan keolahragaan, di mana di situ pemerintah daerah punya kewajiban untuk membangun sarpras olahraga yang berstandar nasional, yang sampai saat ini masih dalam proses perencanaan.
"Kemudian kita juga berkoordinasi dengan dinas pendidikan bagaimana menyiapkan sekolah- sekolah khusus bagi para olahragawan, sehingga jam belajar mengajarnya nanti bisa disesuaikan dengan kebutuhan atlit," ujarnya.
Abdullah berharap ke depan pemerintah daerah semakin memperhatikan
olahraga sehingga masyarakat juga semakin antusias, karena jika melihat
pengorbanan para orangtua terhadap anak-anaknya untuk menekuni bidang
olahraga itu yang sudah luar biasa besar dan sudah luarbiasa baik, maka
pemerintah daerah pun juga harus memperhatikan mereka dengan cara
menyiapkan sarpras yang berstandar nasional dan memadahi. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar