Gelisah dengan Serbuan Budaya Asing, Angkat Tema Rona Nusantara
Pameran tunggal lukisan bertajuk Rona Nusantara, persembahan Bramantyo Astadi |
"Ini adalah pameran tunggal lukisan,
setelah sekian lama kita tidak bisa beraktivitas seni karena Covid-19,
jadi ini memang sudah saya siapkan dari lama, sudah janji ya kalau
Covid-19 reda saya mau pameran tunggal, total lukisan ada 16, rata-rata
karya tahun 2022, paling lama Desember 2021," ungkap Bramantyo saat
ditemui di lokasi pameran, Jumat 18 Februari 2022.
Dijelaskan,
tema yang diangkat kali ini adalah untuk mengingatkan masyarakat
kembali bahwa Indonesia memiliki budaya dan pahlawan yang hebat. Oleh
karena itu sebagai anak bangsa harus benar-benar menjaga dan
menghidup-hidupi budaya dan pahlawan nusantara.
Rata-rata
lukisan yang ditampilkan dalam pameran adalah lukisan tentang budaya
nusantara khususnya Purworejo serta lukisan para pahlawan asal
Purworejo. Pembukaan pameran dilakukan pada Jumat 18 Feburari 2022 sore
dengan dihadiri para seniman Kabupaten Purworejo serta Dinas Pemuda,
Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purworejo.
"Ini
kan judulnya Rona Nusantara, saya sebenarnya sedikit menyentuh sisi
dari Indonesia saat ini yang toleransinya agak kurang, karena semakin
ke sini sepertinya budaya kita dijajah budaya dari luar, kita sebagai
orang Indonesia asli yang punya budaya yang lebih bagus, lebih indah
jangan sampai terpengaruh oleh budaya asing, tokoh-tokoh kita juga saat
ini sepertinya kalah dengan tokoh-tokoh luar, kita menjadi lupa jika
kita mempunyai pahlwan sendiri," jelas Bramantyo.
Pameran lukisan yang digelar berkolaborasi dengan Nuhantra Production |
"Saya
kira antusiasme masyarakat sangat bagus, pembukaan ini berkolaborasi
dengan penyelenggara Nuhantra Production dan beberapa seniman. Semoga
perkembangan seni rupa di Purworejo semakin maju, saya berharap
teman-teman lainnya juga untuk menampilkan karya mereka," ungkapnya.
Soekoso
DM, selaku kurator menjelaskan, lukisan yang dipamerkan kali ini adalah
sejumlah lukisan genre terbaru karya Bramantyo, pelukis Purworejo yang
sedang berkembang kreativitasnya, yang sekaligus mencoba menguatkan
kekhasan goresannya, dengan mengeksplorasi aneka problema yang terjadi
dalam masyarakat dan lingkungan sekitar kita.
"Dialog
batinnya dengan perubahan pola kehidupan di zaman global ini, akhirnya
berpuncak pada satu titik, yang dikristalkan dalam satu tema tiga kata
yaitu Akar Budaya Nusantara", jelas Soekoso DM.
Terkait
pesan atau misi yang tersirat pada pagelaran kali ini, tambah Soekoso,
ada kegelisahan Bramantyo pada besarnya dampak globalisasi, ketika
pengaruh ‘asing’ dalam arti luas dapat ‘merecoki’ jatidiri kita di bumi
Nusantara, negeri tercinta Indonesia.
Kepala Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo, Stephanus Aan Isa
Nugroho mengapresiasi dengan digelarnya pameran seni rupa tunggal ini.
Menyongsong Purworejo berdaya saing 2025, dari jajaran Pemkab Purworejo
membuka ruang seluas-luasnya bagi para pelaku ekonomi kreatif termasuk
seniman.
"Mari kita bekerja sama memanfaatkan waktu
efektif 2 tahun ini untuk berbuat sesuatu. Kami di Dinas Pariwisata
saat ini masih dalam kategori pengembangan ekonomi kreatif, jadi ekonomi
kreatif itu ada beberapa sektor, salah satunya ada di sini, jadi pameran
hari ini salah satu bentuk nyata kegiatan ekonomi kreatif," terangnya.
Menurutnya, banyak kesempatan yang bisa diambil oleh semua pihak dan kalangan kedepannya termasuk pelaku seni.
"Kami
membuka ruang seluas-luasnya, saya percaya kegiatan sore hari ini akan
menginspirasi banyak seniman, tidak hanya seni rupa, tetapi semua
seniman yang ada di Kabupaten Purworejo untuk mari kita berkreasi
bersama," sebutnya.
Prioritas dua tahun kedepan,
lanjutnya, berkaitan dengan ekonomi kreatif Dinporapar hanya akan
melakukan dua hal. Pertama memperbanyak event kreatif berskala nasional
dan yang kedua adalah mempersiapkan sumber daya manusia melalui
komunitas-komunitas.
"Karena komunitas ini menjadi
penting, karena kegiatan yang embrionya berangkat dari komunitas, itu
jauh lebih dahsyat daripada program pemerintah yang kemudian hanya
dijalankan oleh beberapa orang," katanya.
Pihaknya
berharap, pameran seni rupa kali ini akan memacu dan memberi semangat
para seniman untuk melangkah serta berkarya di masa pandemi Covid-19
yang sangat membatasi ruang para seniman.
"Mudah-mudahan
semangat dari Rona Nusantara yang digoreskan oleh Bramantyo melalui
pameran seni lukis ini memberikan semangat untuk kita semua, tidak hanya
komunitas, tetapi kami dari Pemkab Purworejo juga akan bersama-sama
melakukan sesuatu demi kemajuan Purworejo 2025," ujarnya.
Sementara
itu, Hantoro Wibowo dari Nuhantra Production yang menjadi event
organizer acara ini mengakui bahwa Bramantyo Astadi merupakan salah satu
aset seniman yang dimiliki Purworejo. Menurutnya, Bramantyo adalah
perupa yang produktif dan konsisten.
"Hampir setiap
tahun mengadakan pameran tunggal yang menampilkan karya-karyanya. Dan
karyanya dalam setiap pameran selalu baru dan belum pernah dipamerkan
sebelumnya." pungkas Hantoro, yang juga sekretaris Dewan Kesenian
Purworejo. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar