Angkat Potensi Desa, Pemdes Jatirejo - UMP Launching Sekolah Gula Jawa Javadhis

Sentra Pembuatan Gula Jawa di Kabupaten Purworejo 

Pemdes Jatirejo-Purworejo bersama UMP melaunching Sekolah Gula Jawa Javadhis

PURWOREJO, KABARINDONESIA.CO.ID - Tim Java Gendhis Universitas Muhammadiyah (UM) Purworejo bersama Pemerintah Desa Jatirejo Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah dan lembaga pelatihan rumah mangrove atau insitut mangrove, melaunching Sekolah Gula Jawa Javadhis di Balai Desa Jatirejo, Selasa (30/11/2021). 

Sekolah Gula Jawa Javadhise diadakan untuk mengangkat potensi Desa Jatirejo sebagai sentra pembuatan gula Jawa di Purworejo. Terdapat sekitar 500 kepala keluarga (KK) yang memproduksi gula Jawa asli desa, bahkan untuk pemasaran produknya, warga sudah bekerja sama dengan PT Intra Food yang siap menampung gula Jawa dengan hasil produksi mencapai 3 ton per bulannya. 

Launching ditandai dengan pemukulan gong dan pemberian sertifikat kepada para peserta sekolah gula Jawa Javadhis di Desa Jatirejo. Dalam launching itu juga dilaksanakan sarasehan tentang produksi gula Jawa. Direktur Lembaga Pelatihan Institut Mangrove, Sapto Pamungkas bersama Kades Jatirejo, Suparji, menuturkan, sekolah gula Jawa Javadhis dilaksanakan oleh tim Javadhis UMP yaitu mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Purworejo (UKM Sainstek UMP) yang bermitra dengan Rumah Mangrove. 

Adapun kegiatan dibiayai dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. "Sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan sekaligus mengangkat potensi Desa Jatirejo sebagai sentra pembuatan gula jawa di Purworejo kepada khalayak," kata Sapto Pamungkas, saat ditemui usai launching Sekolah Gula Jawa Javadhis di Balai Desa Jatirejo. 

Dikatakan, ke depan sekolah gula Jawa Javadhis akan digelar secara berbayar, dengan biaya Rp 300 ribu untuk satu malam dan Rp 500 ribu untuk dua malam. "Untuk bisa mengikuti sekolah ini kami mengambil syarat peserta punya follower setidaknya ada 2.000 di Ig, dengan harapan ini adalah promosi dan mereka kita fasilitasi untuk pelatihan sehari semalam atau dua malam dengan diisi teori, praktek mulai dari pengambilan nira, pembuatan gula Jawa dan pembuatan sirup gula Jawa, dapat home stay, lalu ada pertunjukkan seni dan budaya serta diajak berwisata ke sejumlah lokasi potensi wisata di Desa Jatirejo," jelasnya. 

Ked epan, lanjutnya, kegiatan itu akan menjadi paket eduwisata Jatirejo, dimana Desa Jatirejo merupakan teras Purworejo, yang berada di perbatasan langsung dengan Trans Menoreh yang merupakan jalur Otorita Borobudur. 

"Harapanya kita punya teras yang indah di sisi timur Purworejo dengan eduwisata. Peserta bisa mendaftar dengan menginap sehari semalam dan selama tinggal akan diajari cara membuat gula Jawa dengan baik, apakah itu gula Jawa organik maupun non organik dan menikmati keindahan panorama alam Desa Jatirejo," ujarnya. 

Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, Dr Rofiq Nurhadi, menjelaskan, UMP ikut terlibat dalam kegiatan sekolah gula Jawa Javadhis untuk memberikan edukasi terkait gula Jawa kepada masyarakat Desa Jatirejo. 

"Kita merasa punya kepentingan untuk memotivasi seluruh civitas akademika untuk ikut serta di dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini," katanya. 

Disampaikan, masyarakat yang sejahtera dan maju merupakan bagian dari indikator ketercapaian progam perguruan tinggi. Untuk itu pihaknya serius dalam mendampingi masyarakat untuk mengembangkan gula Jawa yang di produksi Desa Jatirejo. 

"Sekolah Gula Jawa ini lebih ditekankan pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat selain itu juga untuk destinasi eduwisata," ujarnya. 

Sementara itu Camat Kaligesing, Hariyono, berharap Desa Jatirejo menjadi pilot project dan contoh yang bisa memantik bagi desa lain sebagai penghasil gula Jawa di Kabupaten Purworejo dan bersinergi untuk mengembangkan produknya dan wisata yang ada. "Harapan kami juga akan berdampak pada wisatanya, saya yakin Kaligesing ini sebuah potensi yang luar biasa cuman kurang sarana peningkatan Transportasi jalannya," pungkasnya. (*/widarto)