Warga Kenakan Busana Adat Bagelenan, Bawa Sajian Makanan Lengkap
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Sejumlah warga yang tergabung dalam Yayasan Trah Bagelenan
Indonesia menggelar kegiatan tetirah ke sejumlah makam leluhur Bagelen,
yang ada di Kecamatan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (9/9/2021). Teritah atau ziarah yang dilakukan Yayasan Trah Bagelenan Indonesia (foto widarto for kj)
Tetirah atau yang lazim disebut ziarah itu dilaksanakan, mendoakan ulama, tokoh atau leluhur yang telah meninggal dunia. Beberapa tempat yang dikunjungi Yayasan Trah Bagelenan Indonesia seperti petilasan Nyai Bagelen, petilasan Kanjeng Sunan Geseng, makam Eyang Patih Danurejo, makam Den Bagus Gentho, makam simbah Lurah Wongsoirono dan simbah Lurah Danupawiro.
Pantauan media ini, kegiatan tetirah tersebut berjalan unik dan terkesan sakral. Warga yang datang ke makam-makam leluhur mengenakan busana adat Bagelenan serta membawa walimah berupa makanan matang lengkap dengan sayur, lauk pauk dan beberapa buah-buahan untuk disajikan di makam atau petilasan yang dikunjungi.
Usai melakukan tetirah, warga menggelar kembul bujono, yaitu makan
bersama nasi tumpeng yang telah disediakan di pendopo Yayasan Trah
Bagelenan Indonesia yang berada di Desa Kalirejo Kecamatan Bagelen. Usai melakukan tetirah, warga makan nasi tumpeng yang sudah disediakan (foto widarto)
"Melalui terirah ini kita teladani dan teruskan semangat leluhur dalam membangun Bagelen," kata Ketua Yayasan Trah Bagelenan Indonesia, Subagyo saat ditemui usai kegiatan.
Disampaikan, tetirah itu dilaksanakan dalam rangka menyambut deklarasi Yayasan Trah Bagelenan Indonesia, yang rencananya dilaksanakan Sabtu (11/9/2021). Tetirah dilaksanakan untuk mendoakan juga meminta restu kepada leluhur agar kegiatan deklarasi bisa dilaksanakan secara lancar.
"Berangkat dari hal itu kita bisa mendapatkan dukungan dari para leluhur kita yang ada di Bagelen, agar rencana kita melaksanakan deklarasi bisa berjalan secara lancar," katanya.
Untuk diketahui, Yayasan Trah Bagelenan Indonesia dibentuk sebagai wadah bagi warga keturunan Trah Bagelen. Dalam sejarah wilayah Bagelen dahulu cukup luas, meliputi sebelah barat sampai perbatasan Cilacap, sebelah utara sampai Dieng dan sebelah timur sampai sungai Brantas.
"Mereka ini akan kita wadahi dalam wadah Yayasan Trah Bagelen. Dimana
yayasan ini memiliki visi misi dan program kerja untuk berperan aktif
dalam mewujudkan dinamika perkembangan pembangunan baik secara sosial ,
budaya maupun ekonomi yang ada di wilayah Bagelen," jelasnya. Trah Bagelan yang siap nguri-uri adat dan budaya Bagelen (foto widarto for kabarjateng)
Ditambahkan, kegiatan tetirah sudah dilaksanakan sejak lama dan menjadi tradisi turun-temurun khususnya yang ada di Bagelen, dimana di setiap ada acara yang sifatnya menyangkut ritual sakral di masyarakat Bagelen, warga melaksanakan kebiasaan yang namanya tetirah.
"Ini sebagai bentuk nguri-nguri adat kebudayaan Bagelen, melestarikan salah satu adat budaya yang ada di wilayah Bagelen," tambahnya.
Dengan tetirah, pihaknya berharap bisa mendapatkan berkah kelancaran
dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, baik secara program
kerja tayasan maupun secara individu dalam yayasan.
"Agar diberikan kesuksesan dengan tidak meninggalkan adat budaya
Bagelen," tutup Subagyo. (*/widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar