PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID- Lima pondok pesantren (ponpesd) di Kabupaten Purworejo didorong menjadi
kader penanganan penyakit menular tuberkulosis (TBC) di lingkungan pesantren. Lokakarya program pemberdayaan santri kader tuberkulosis (ist/kj)
Hal itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pesantren terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren. Lima pondok pesantren tersebut yakni PP Al Istiqomah Semawung Kembaran Kutoarjo, PP Luklu'il Quran Walmaknun Senepo Kutoarjo, PP Mazratul Ulum Sutoragan Kemiri, PP Darul Quran Butuh dan PP Asnal Matholib Wareng Butuh.
Itu terungkap dalam kegiatan Lokakarya Program Pemberdayaan Santri Kader Tuberkulosis terhadap Perilaku Santri dalam Pencegahan TBC di Pesantren. Kegiatan yang diselenggarakan di PP Al-Istiqomah Kelurahan Semawung Kembaran, Kutoarjo tersebut diikuti perwakilan lima pesantren dan didampingi Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo dan Puskesmas.
Pengurus Yayasan Jaringan Pesantren Nusantara (Jannur), Nanang Hari Sudibyo selaku penyelenggara kegiatan mengatakan, pesantren sudah semestinya mendapatkan perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan warga pesantren. Warga pesantren berhak atas layanan dan pendampingan kesehatan dari pemerintah. Isu penanganan TBC dipilih karena penyakit ini sangat berbahaya dan berpotensi terjadi penyebaran di pesantren. Terlebih pesantren merupakan kawasan yang padat penduduk dimana dalam satu kawasan pesantren terdapat puluhan, ratusan atau bahkan ribuan santri.
"Melalui lokakarya ini diharapkan pesantren di Purworejo mulai menjalin komunikasi dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk bersama-sama menanggulangi penyakit TBC," katanya, Senin (20/9). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari yakni 20-21 September 2021 tanpa menginap di lokasi dan menerapkan protokol kesehatan. Adapun materi yang diberikan yakni peran pesantren dalam penanganan TBC, survei mawas diri, musyawarah masyarakat pesantren dan dilanjutkan praktik kerja lapangan. Perwakilan Puskesmas Winong Kemiri, Imam Bukhori saat memaparkan materi mengatakan, sosialisasi dan penanganan TBC harus dilakukan ditengah situasi pandemi covid-19. Peserta yang ikut dalam kegiatan lokakarya akan menjadi kader penanganan TBC di pesantren.
"Kader TB di pesantren
sangat dibutuhkan untuk mendeteksi dan menanganai penyebaran TBC,"
katanya. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar