Sudah Dijamas Tepat 1 Syuro, Diciptakan Putut Budi Santoso
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Biasanya kesenian barongan dibuat menyerupai bentuk hewan seperti harimau, singa, banteng atau sapi, namun berbeda dengan barongan yang diciptakan dan dibuat oleh Putut Budi Santoso, warga yang tinggal di Dusun Sembir, Desa Bugel, Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah ini. Barongan Mahesasyuro sudah dijamas tepat pada malam 1 Syuro (ist/kj)
Dirinya berhasil membuat barongan dengan kreasi baru yaitu berbentuk hewan kerbau. Barongan itu dipadukan dengan kain batik assyuro yang dibuat khusus oleh warga Dusun Sembir dan akan menjadi icon Dusun Sembir dengan nama Barongan Mahesasyuro.
Barongan itu telah dijamas tepat pada tengah malam 1 Syuro, sebagai tanda untuk mengawali atau mengenalkan juga restu boleh dimulainya memainkan barongan Mahesasyuro untuk umum.
Saat ditemui di rumahnya, Putut Budi Santoso, menceritakan, barongan itu dibuat berawal dari masa lalu masa kecilnya, dimana pada saat-saat tertentu seperti pada bulan puasa atau syuro selalu ada atraksi barongan di Dusun Sembir. Saat itu barongan berkeliling mengelilingi kampung untuk mengusir roh jahat. Meskipun saat itu anak kecil jadi takut, tapi juga banyak yang menirukan dengan membuat barongan kecil dengan menggunakan bambu.
"Oleh karena itu saya jadi berpikir bagaimana bisa untuk memberikan warna baru untuk daerah sini, meski sudah ada kesenian lain seperti ndolalak dan lainya bagi saya sepertinya masih ada yang kurang, bukan sesuatu yang menempel dengan kesenian lain tapi mempunyai warna seni sendiri maka muncullah nama barongan Mahesasyuro ini," ungkapnya.
Menurutnya, jika barongan pada umumnya dibuat berupa banteng, harimau, singa atau sapi, namun barongan yang dibuatnya itu merupakan barongan kerbau lantaran dirinya beranggapan barongan kerbau itu bisa menjadi pengingat, bahwa di sekitar dulu masih banyak warga yang memanfaatkan kerbau untuk melakukan bajak sawah dan berdasarkan sejarah Nyi Bagelen yang mengisahkan tentang dirinya saat itu yaitu kisah menyusui hingga disusu sapi maka melarang hingga anak cucunya untuk memelihara sapi, oleh karena itu dirinya berani memunculkan barongan kerbau itu agar tidak berbenturan dengan sejarah masa lalu di Bagelen.
"Sisi edukasinya adalah saat ini kita sudah tidak bisa melihat kerbau lagi dan banyak orang telah berganti menjadi memelihara sapi atau lainnya. Nah ini untuk membangkitkan kenangan jika dulu bisa angon kerbau, naik kerbau, sekarang sudah tidak ada lagi. Secara histori juga bahwa kerbau merupakan sahabat petani, dan spirit bahwa kerbau itu adalah pekerja keras, kuat, dan kenapa saya memilih barongan kerbau ini. Selain itu Sembir juga memiliki kreasi seni baru yang berbeda dengan yang lainnya," ujarnya.
Disampaikan, di Dusun Sembir juga ada perajin batik Lestari yang membuat batik assyuro yang diciptakan dan buat khusus untuk Dusun Sembir. Bahwa dengan adanya perpaduan antara Mahesasyuro dengan batik assyuro maka akan dijadikan satu dalam acara-acara tradisi kupatan yang selalu rutin diselenggarakan saat menjelang bulan Syuro. Secara filosofi semuanya jadi nyambung, terintegrasi secara ritual antara ketiganya yang bisa dilakukan di setiap bulan Syuro.
"Ini akan memberikan alternatif bagi para pelaku kesenian, bagi teman-teman di Dusun Sembir untuk menampilkan kreasi baru ini dan jangka panjangnya insyaallah mungkin akan kami adakan event festival barongan. Mudah-mudahan ini bisa diterima oleh masyarakat bahwa sudah ada icon di Kabupaten Purworejo namun kita harus menggali yang ada di daerah dan ini menjadi salah satu icon nantinya di Dusun Sembir dan semoga bisa menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Purworejo," harapnya.
Barongan kerbau rancangan Putut telah selesai dibuat dengan dibantu oleh temannya, perajin kayu bernama Trustoto yang tinggal di Desa Soko Kecamatan Bagelen dengan jumlah 9 barongan.
Barongan itu akan dipresentasikan berbarengan dengan acara tradisi kupatan, pada 23 Juli 2021 lalu, namun karena terkendala PPKM maka menjadi tertunda.
Diawali pada malam satu syuro itu, lanjutnya, dirinya berkeinginan barongan kerbau bisa semakin banyak dibuat dan rencananya ke depan diadakan festival barongan sehingga bisa diikuti oleh group-group pembuat barongan.
"Barongan ini memiliki empat warna ada warna hitam, merah, kuning dan putih, sama dengan motif batik assyuro dengan fiilosofinya adalah empat arah mata angin. Harapannya ini bisa merangsang teman-teman seniman lain walau dalam kondisi apapun bisa tetap terus berkarya sesuai kemampuan yang dimiliki," pungkasnya. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar