Meliputi Empat Desa, Diharapkan Dilakukan Normalisasi Saluran Air
TAK PRODUKTIF : Kondisi sawah di Kecamatan Pituruh yang terendam air (foto koim/kj) |
Tupon menjelaskan, puluhan hektare lahan sawah masyarakatnya tidak produktif, karena terendam air, dimana air tersebut tidak dapat terbuang atau tersalurkan seperti sawah pada umumnya.
Pernyataan Tupon juga senada dengan Kepala Desa Prigelan Kecamatan Pituruh, Rokhiman, termasuk pula keterangan dari Pj Kepala Desa Sikambang Kecamatan Pituruh, Sariya.
"Puluhan hektare sawah tidak produktif atau tidak bisa ditanami sepanjang tahun karena air yang selalu merendam tanah persawahan para petani di empat desa Kecamatan Pituruh," sebut Tupon.
Keempat desa yang dimaksud yaitu Desa Ampel, Prigelan, Sikambang dan Desa Pituruh. "Permasalahan mulai terendamnya tanah persawahan di 4 desa tersebut,sekitar tahun 1990-an. Yang masih bisa lumayan untuk ditanami itu sekira 50 persen, itu di Desa Prigelan, sementara tiga desa lainnya sama sekali tidak bisa," tegasnya.
"Bahkan sekarang sawah yang tidak produktif tersebut, semakin bertambah luasnya," tegas Pj Kades Sikambang, Sariya, di tempat terpisah
Disebutkan mereka, akar permasalahan kondisi lahan persawahan karena terjadi pendangkalan dan penyempitan di aliran untuk pembuangan air dari keempat desa tersebut.
Mereka mengharapkan perlunya dilakukan normalisasi pada saluran pembuangan air di keempat desa tersebut.
Diakui, kondisi kian parah setelah dibangun bendungan kecil, dimana pintu airnya rusak sehingga tidak bisa dibuka tutup lagi. "Dengan kondisi pintu airnya sekarang dalam keadaan tertutup. Ekor dari saluran ini berada di Pepe dan Tunjung yang ada pintu air tersebut. Kondisi seperti ini sebenarnya sudah sering disampaikan di setiap Musrenbang di tingkat kecamatan," kata Kades Prigelan Rokhiman.
"Namun tetap saja tidak ada tanggapan dari pemerintah maupun instansi terkait. Padahal usulan ini berulang-ulang disampaikan, namun tidak ada respon," kata dia lagi yang menegaskan kembali, perlunya dilakukan normalisasi saluran pembuangan air. (koim/heri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar