PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Wisata Tanaman Gizi Keluarga, Tanaman Obat Keluarga (Taga Toga) yang
digagas Desa Rejowinangun Kecamatan Kemiri, rupanya mampu memikat
wisatawan dari luar daerah. Pengunjung dimanjakan dengan berbagai
tanaman obat yang segar, tanaman sayuran nan hijau hingga sejumlah jenis
tanaman bunga yang saat ini sedang tren di kalangan pecinta tanaman
hias. Tanaman obat keluarga di Rejowinangun
Taga Toga yang diprogramkan di setiap RT semakin menambah pemandangan indah Rejowinangun. Untuk menuju lokasi Rejowinangun jarak tempuhnya sekitar 18 kilometer dari Kota Purworejo. Jalan yang beraspal sangat memudahkan untuk mencapai lokasi. Kanan kiri jalan tampak asri terlihat hamparan bibit pohon berbagai macam tanaman.
Rejowinangun juga sebagai daerah sentra pembibitan yang memasok kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Kalimantan, Jawa timur dan lainnya. Tak heran jika setiap pengunjung tidak hanya menikmati keindahan Taga Toga, namun juga foto selfi, bahkan sekaligus membeli tanaman sebagai oleh-oleh.
Taga Toga Desa Rejowinangun kini menjadi buruan para pecinta tanaman. Termasuk sebagai acuan belajar dari daerah lain tdalam membudidayakan Taga Toga. Seperti yang dilakukan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kulonprogo, yang langsung mengunjungi Desa Rejowinangun, untuk mendalami pemanfaatan pekarangan dalam budidaya Taga Toga.
Kunjungan dipimpin Wakil Ketua PKK Kulonporo, dr Sri Budi Utami yang dikemas dalam rangkaian kaji banding Taga Toga tersebut, diterima Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo Dra Erna Setyowati Said Romadhon, Sabtu (14/11/2020). Turut mendampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Agus Ari Setyadi SSos, Camat Kemiri Nur Huda SSTP MIP, Kepala Puskesmas drg Edy Sucipto MM, Kades Rejowinangun Hari Santosa,dan sejumlah pengurus PKK kabupaten.
Ketua PKK Dra Erna Said Romadhon mengapresiasi Desa Rejowinangun yang bekerja sama dengan PKK desa untuk menyulap pekarangan menjadi taman Taga Toga yang sekaligus dapat menarik wisatawan. Tentunya ini sangat bagus karena dapat menangkap peluang bisnis, yang sekarang booming dengan tanaman hias. Juga memiliki manfaat berlipat.
“Selain memanfaatkan pekarangan untuk kebutuhan keluarga sebagai pendukung ketahanan pangan warga sendiri, juga sekaligus meningkatkan income keluarga, dan menarik wisatawan local maupun luar daerah. Harapannya ini tidak hanya di Rejowinangun tapi bisa di desa-desa yang lain,” tuturnya.
Hal sama juga dikatakan dr Sri Budi Utami yang mengakui Desa Rejowinangun memiliki kelebihan dalam memanfaatkan pekarangan dengan Taga Toganya. “Bahkan kami mencari berbagai referensi dari berbagai kabupaten, namun ternyata pilihan terkuat di Rejowinangun ini. Kami mengetahui keberadaan pengembangan tanaman di Rejowinangun ini melalui media sosial pada chanel youtube. Bahkan pengembangan ini ternyata bisa memberikan penghidupan yang baik bagi masyarakat,” ujar Sri Budi.
Termassuk kepedulian warga kata Sri Budi, memiliki kesadaran yang bagus sehingga memanfaatkan lingkungan rumahnya untuk ditanami berbagai tanaman gizi dan tanaman obat.
“Kelihatannya simpel tapi mendorong menjadi sebuah gerakan masyarakat itu bukan pekerjaan yang gampang. Maka kami ingin belajar untuk bisa menrapkan di tempat kami,” harap Sri Budi yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo.
Kepala Desa Rejowinangun Hari Santosa mengungkapkan, bahwa Rejowinangun memang daerah pembibitan tanaman keras, namun seiring berjalannya waktu dipadukan dengan program PKK yakni pemnafaatan lahan untuk Taga Toga.
Rejowinangun juga meraih juara I dalam lomba Taga Toga tingkat Kecamatan
Kemiri.
Bahkan karena peluangnya baik, lanjut Hari Santoso, desa mengadakan
gerakan pengolahan pekarangan untuk tanaman Taga Toga di setiap RT.
"Warga satu RT membagi tugas dengan bergiliran merawat tanaman yang
hasilnya untuk bersama dalam satu RT. Masyarakat antusias dan
Alhamdulilah banyak pengunjung yang datang dari Jakarta Bogor, Jogja,
dan lainnya. Ini sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelasnya. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar