Henry Purnomo : Berikan Empati Kejadian Bencana Alam di Sekitar Kita
Sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana alam di Buki Seribu Besek, Bener-Purworjeo
PURWOREJO,
KABARJATENG.CO.ID – Bertempat di Wana Wisata Perhutani KPH Kedu Selatan, Bukit
Seribu Besek Desa Jati Kecamatan Bener-Purworejo, Kamis (12/11/2020) digelar
sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana banjir dan longsor. Kegiatan
tersebut digelar Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah bekerja sama
dengan Polda Jawa Tengah.
Pantauan media ini, acara diikuti sekira 40 peserta, yaitu dari Polda Jateng, Polres Purworejo, BPBD Purworejo, BPDASHL SOP, BMKG Semarang, Kodim 0708 Purworejo. Termasuk pula dari jajaran Koordinator Keamanan Perhutani KPH Banyumas Timur, KPH Pekalongan Barat, KPH Pekalongan Timur, KPH Surakarta, KPH Kedu Utara dan KPH Kedu Selatan, serta Pabin Jagawana dan Danru Polhutmob.
Kegiatan sangat penting dilakukan, untuk antisipasi bencana alam banjir dan tanah longsor yang kemungkinan terjadi di wilayah Perum Perhutani Divre Jateng pada musim penghujan 2020/2021. Bertindak selaku narasumber dari BPDASHL SOP, BPBD Purworejo dan BMKG Semarang. Sementara moderator simulasi penanggulangan bencana alam yaitu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Purworejo, Edi Purwanto.
Kegiatan dilakukan dengan tetap menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19
Dalam
keterangannya, Kepala Departemen PSDH dan Perhutanan Sosial Perhutani Divisi
Regiona Jawa Tengah, Henry Purnomo,
menyampaikan, sosialisasi pencegahan dan
simulasi penanggulangan bencana alam banjir dan tanah longsor, sebagai salah
satu penyegaran dalam rangka siaga, antisipasi dan kesigapan jajaran Perhutani
untuk penanggulangan bencana alam di
wilayah Perhutani.
“Sangat pentingnya merespon dan memberikan empati terjadinya kejadian bencana alam di sekitar kita,” tegas Henry Purnomo.
Di tempat yang sama, Administratur KPH Kedu Selatan Yudha Suswardhanto menambahkan, curah hujan yang tinggi seiring masuknya musim penghujan mulai Oktober lalu berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis. seperti banjir dan tanah longsor.
“Kita sudah memetakan titik-titik rawan berpotensi bencana alam seperti banjir dan longsor yang aksesnya bersinggungan dengan masyarakat seperti jalan hutan dan memasang papan peringatan rawan bencana alam," kata Yudha.
“Beberapa langkah yang harus selalu kita lakukan sebagai usaha antisipasi dan meninimalkan kejadian bencana alam antara lain, tetap berkoordinasi dengan multi pihak seperti pemerintah daerah baik tingkat Kabupaten maupun kecamatan, BPBD, TNI, Polri, pemerintah desa. Upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca terkini dari BMKG yang dapat diperoleh dari media sosial dan selalu waspada melihat cuaca di sekitar seperti curah hujan lebat dan lama serta intens memberikan peringatan terhadap masyarakat desa yang lokasi tempat tinggalnya rawan bencana alam,” jelas Yudha.
Melaui kegiatan tersebut, Yudha berharap penanggulangan bencana alam banjir dan tanah longsor benar–benar serius diikuti oleh seluruh jajaran dan diserap ilmunya agar lebih sigap dan waspada dalam menangani kejadian bencana alam di sekitar kita. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar