Silaturahim kelompok UMKM |
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Wakil Bupati Purworejo
Hj Yuli Hastuti SH mengatakan, di masa pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu,
permintaan masker di semua daerah meningkat. Peluang pembuatan masker kain
cukup besar, bahkan juga melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada
di Kabupaten Purworejo dalam memproduksi masker.
Seperti permintaan Gubernur selaku Kepala
Daerah Provinsi Jawa Tengah yang memesan masker kain sebanyak 100 ribu masker
kepada pelaku UMKM Kabupaten Purworejo.
“Saya sangat apresiasi dan bangga terhadap
pelaku UMKM yang ditunjuk, bisa selesai tepat waktu dengan telah mampu memenuhi
target jumlah dan target waktu. Harapannya ini akan membuka peluang UMKM
Kabupaten Purworejo, untuk bisa bersaing dengan daerah lain pada produk-produk
serupa maupun produk lainnya,” tandas Yuli Hastuti pada kegiatan Silaturahmi
Kelompok UMKM Pembuat Masker, di CPU Wonoroto Kopwan Srikandi, Sabtu (27/6/2020).
Hadir pula Kepala Dinas KUMKMP Purworejo Drs
Bambang Susilo, Sekretaris Dinpermasdes Anas Naryadi SH MM, Ketua Koperasi Wanita
Srikandi Sri Susilowati SE dan sejumlah pengurus UMKM pembuat masker se-Kabupaten
Purworejo.
Lebih lanjut Yuli Hastuti mengatakan, ini
juga menjadi peluang pengembangan usaha bagi UMKM pembuat masker, yang bisa
dipasarkan tidak hanya di Purworejo tetapi juga daerah-daerah lainnya.
“Terkait bantuan untuk UMKM, kami akan terus
mengupayakan baik dari APBD maupun dari pemerintah pusat dan provinsi. Dengan
harapan agar UMKM segera bangkit sehingga perputaran ekonomi di wilayah Kabupaten
Purworejo dapat bergairah kembali. Saya juga berharap forum seperti ini bisa
dilanjutkan untuk saling saring, agar UMKM di Kabupaten Purworejo dapat
berkembang dengan baik,” tuturnya.
Sementara itu Bambang Susilo mengatakan,
Dinas KUKMP sebenarnya bertanggung jawab pada Mikro dengan ketentuan usaha
mikro modal Rp 50 juta per bulan dan Rp 500 juta per tahun. Sedangkan untuk
yang modal per bulan Rp 100 hingga Rp 1 miliar per tahun, seharusnya masuknya
tanggung jawab pemerintah provinsi. Namun karena usaha yang dikelola Kopwan
Srikandi berada di wilayah Kabupaten Purworejo, sehingga masih menjadi urusan
Dinas KUKMP.
Dalam situasi pandemi Covid-19, sektor usaha
utamanya UMKM mengalami kesulitan. Tapi adanya bantuan untuk UMKM, seperti
pesanan pembuatan masker 100 ribu, bantuan bahan baku pembuatan kue dan yang
sedang dalam proses pengusulan, bantuan Jaring Pengaman Ekonomi (JPE) berupa
bantuan modal non tunai. “Pada prinsipnya bantuan untuk UMKM sudah didata
secara jelas, sehingga satu UMKM hanya boleh menerima 1 jenis bantuan, tidak
boleh dobel. Karena ini sistimnya pemerataan,” ujar Bambang.
Sri Susilowati mengaku forum ini sebagai
kesempatan untuk berbagi ilmu dalam mengembangkan produk usaha. Tentunya ilmu
yang dimiliki masing-masing UMKM untuk bisa juga dibagikan. Seperti yang telah
Kopwan Srikandi lakukan yakni memberikan ilmu kepada semua UMKM perajin gula
kelapa dan minyak kelapa agar lebih maju. Bahkan Kopwan Srikandi yang telah
memiliki jaringan pemasaran hingga luar negeri juga siap bekerja sama, yang
orientasinya untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM.
Ketua panitia Misdiyono menjelaskan, jumlah
UMKM pembuat masker sebanyak 44 UMKM, dan telah menyelesaikan pembuatan masker
kain 100 ribu masker. Dengan ketentuan masker sesuai standar kesehatan yakni
masker dua lapis menggunakan kain katun combad, ketebalan 24 - 30 s, dengan
ukuran lebar 20 dan panjang 18, dan ukuran tengah 12 cm pinggir 10 cm. Katun
combad, ketebalan 24 spe 30 s. Ukuran lebar 20 panjang 18 mdel 1. Kl.mdl 2 lbr
20 tngah 12 yg pgir 10 cm. “Di samping membuat masker pesanan provinsi, kami
juga membuat masker untuk dipasarkan di wilayah Purworejo, bahkan Alhamdulilah
pemasarannya menjangkau Jakarta, Jawa Timur dan Papua. Kami juga membuat ikat
kepala sebagai pelengkap batik, seragam batik, peci anyaman kain, blangkon,
kerudung, dan sebagainya yang terkait menjahit,” jelas Misdiyono. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar