Diserukan Perdamaian Tanpa Melihat Perbedaan
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Jemaat Gereja Katolik Santo Lukas Stasi Banyuurip-Purworejo, telah menggelar perayaan Natal melalui misa malam Natal, Selasa (24/12/2019) malam lalu. Ratusan jemaat yang mengikuti misa malam Natal tersebut, menjadi cukup istimewa karena dilayani banyak pelayan dalam misa malam Natal tersebut, yaitu 3 Romo dan seorang Frater.
Misa malam natal Gereja Katolik Santo Lukas Stasi Banyuurip (foto sigit widiyanto/kj) |
Dibalut dengan kesederhanaan, namun khidmat hingga selesai misa malam Natal, yang juga dibantu penjagaannya dari berbagai elemen masyarakat baik itu TNI/Polri, Satpol PP, Linmas Desa Malangrejo, Relawan Jalan Purworejo (RJP), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Purworejo maupun Satgas PDIP.
Selaku Ketua Stasi Banyuurip Suswanto SPd MMPd mengatakan, pihaknya memang menggelar perayaan Natal dengan nuansa kesederhanaan, namun apa yang menjadi tema Natal 2019 'hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang', benar-benar dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengasihi tanpa melihat perbedaan, menjadikan siapa saja sebagai sahabat.
Jemaat khusyuk mengikuti misa malam Natal Gereja Santo Lukas Stasi Banyuurip (foto sigit w/kj) |
"Untuk internal, kami sudah membagikan sebanyak 32 paket sembako. Dan agendanya, untuk eksternal, saat Paskah 2020, juga melakukan aksi kepedulian bagi sesama," imbuh Basuki.
Sementara pelayan yang memimpin misa malam Natal, mengajak umat sebagai pendamai dengan sesama, sebagaimana Allah menerima manusia apa adanya. Menolak ujaran kebencian, mengasihi tanpa membedakan sekat-sekat yang ada, serta turut aktif berperan dalam memperkuat ikatan persaudaraan sesama anak bangsa.
Disebutkan pula mengenai Deklarasi Abu Dabi pada 4 Februari 2019, yang merupakan deklarasi persaudaraan manusia untuk cinta damai. Deklarasi tersebut ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syeikh Ahmed Al Tayeb, bersama-sama sepakat untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan harmoni.
Kedua tokoh dan pemimpin agama terkemuka itu, menyerukan perdamaian di antara negara, agama dan ras. (kj)
Sementara pelayan yang memimpin misa malam Natal, mengajak umat sebagai pendamai dengan sesama, sebagaimana Allah menerima manusia apa adanya. Menolak ujaran kebencian, mengasihi tanpa membedakan sekat-sekat yang ada, serta turut aktif berperan dalam memperkuat ikatan persaudaraan sesama anak bangsa.
Disebutkan pula mengenai Deklarasi Abu Dabi pada 4 Februari 2019, yang merupakan deklarasi persaudaraan manusia untuk cinta damai. Deklarasi tersebut ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syeikh Ahmed Al Tayeb, bersama-sama sepakat untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan harmoni.
Kedua tokoh dan pemimpin agama terkemuka itu, menyerukan perdamaian di antara negara, agama dan ras. (kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar