Yang Diinginkan adalah Akses dan Ruang yang Sama
Penyandang disabilitas beraksi di depan Gubernur Ganjar Pranowo (ist/kj) |
Yang mereka butuhkan adalah akses dan ruang yang sama. Ikrar tersebut dibacakan langsung di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ada tiga ikrar yang disampaikan penyandang disabilitas Jateng dalam acara tersebut, menyatakan kesetiaannya pada NKRI dan Pancasila, kesetiaannya kepada pemerintah dan berikrar tidak membutuhkan belas kasihan siapapun.
"Kami para penyandang disabilitas Jawa Tengah berikrar tidak membutuhkan belas kasihan dari siapapun. Yang kami inginkan adalah akses dan ruang yang sama," kata petugas pembaca ikrar dari atas kursi roda.
Hangat sang Gubernur menyapa para penyandang disabilitas |
Dari mengatur rundown acara, menampilkan pertunjukan kesenian hingga pameran kerajinan. Ganjar yang memberi sambutan usai pembacaan ikrar tersebut bahkan langsung memuji kemandirian mereka.
"Mereka tidak perlu dikasihani tapi diberi akses. Benar apa yang mereka katakan. Kalau mereka melakukan aktivitas sendiri mengelola sendiri kan menarik. MC dari mereka yang ngisi dari mereka. Dan mereka pamer kerajinan mereka," kata Ganjar.
Bahkan Ganjar mengagumi penampilan Perca Voice, grup band tuna netra dari Sahabat Mata Semarang yang juga turut menjadi pengisi acara. Selain kemampuan bermain musik yang baik, olah vokal vokalisnya menurut Ganjar di atas rata-rata.
"Yang nyanyi suaranya luar biasa. Mestinya kalian sudah rekaman," kata Gubernur.
Tidak mau kalah dengan Perca Voice, penyandang tunarungu dari Magelang menampilkan pertunjukan Tari Soreng. Meski tidak mendengar, gerakan mereka sangat padu dengan gamelan yang mengiringi. Menurut Ganjar sudah semestinya paradigma mengenai disabilitas diubah.
"Mereka mengatakan kepada saya, kami normal, Pak karena Tuhan memberi kenormalan kami seperti ini. Normalnya Pak Ganjar dengan kami beda. Itu paradigma baru bagi saya, maka kita sebagai pemerintah harus punya paradigma baru," kata Ganjar.
Begitu selesai memberikan sambutan, Ganjar lantas keliling stan pameran karya para penyandang disabilitas dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Sebagian besar stan diisi dengan cara-cara disabilitas dalam meningkatkan perekonomian, dari cetak kaos, kerajinan tangan, snack sampai stan tukang pijat.
"Karya-karyanya baik semua. Kemandirian dari kawan-kawan itu akan sangat membantu diri sendiri maupun keluarga yang otomatis akan membantu negara," katanya. (*/war)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar