Purwodadi, Bagelen dan Butuh Rawan Bencana Banjir
Menghadapi musim penghujan, Pemkab Purworejo mengharapkan kesiapsiagaan semua pihak (ist/kj) |
“Kabupaten Purworejo yang termasuk berpotensi bencana, maka dibutuhkan pencegahan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” ujar Bupati Purworejo Agus Bastian saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi (rakor) Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan Tahun 2019-2020 di Pendopo Kabupaten Purworejo, Rabu (4/12/2019).
Agus Bastian saat menyerahkan bantuan untuk pencegahan bencana banjir (ist/kj) |
Rakor kesiapsiagaan menghadapi musim hujan ini dirasa sangat penting guna menyiapkan langkah menghadapi potensi bencana.
Rakor diikuti sekitar 500 peserta dari unsur perangkat desa, Polsek, Koramil dan perwakilan komunitas relawan se-Kabupaten Purworejo.
Dalam rakor, Bupati juga menyerahkan bantuan tiga unit perahu fiber kepada tiga kecamatan yakni Purwodadi, Bagelen dan Butuh. Ketiganya merupakan daerah rawan bencana banjir, sehingga bantuan perahu fiber sangat dibutuhkan.
Masih kata Bupati, Pemkab Purworejo terus berupaya setiap tahunnya dalam melakukan antisipasi datangnya musim hujan. Di samping bantuan perahu fiber, juga kesiapan sumber daya manusia (SDM), anggaran, peralatan dan logistik.
Demikian juga penanganan pasca bencana dalam kurun waktu sekitar 3 tahun ini, dilakukan pembangunan infrastruktur yang rusak karena bencana. Di antaranya rekonstruksi sebanyak jembatan di lereng Desa Awuawu dan rekonstruksi talud jalan di Desa Durensari.
Sedangkan perbaikan rumah rusak sejumlah 54 rumah yang tersebar di 21 desa di 10 kecamatan.
Terkait bencana kekeringan tahun ini Pemerintah Kabupaten Purworejo telah mendistribusikan 3.200 tangki atau 16 juta liter air bersih yang disalurkan ke 68 desa/kelurahan.
"Saya memperpanjang kebijakan penanganan keadaan darurat kekeringan dengan menambah alokasi anggaran untuk bantuan air bersih, mengingat musim hujan belum merata. Upaya ini semata-mata untuk menyelamatkan masyarakat. Kita semua harus ikhtiar, untuk keselamatan masyarakat. Diharapkan masyarakat tetap tenang, tidak panik tapi tetap waspada,” ujar Bupati.
Strategi penanggulangan bencana dimulai dari penilaian dan pemetaan risiko bencana untuk menentukan daerah berisiko tinggi dan prioritas penanganan. Kewaspadaan dan kesiapan kita, baik aparatur pemerintah, komunitas relawan, maupun masyarakat dalam menghadapi bencana, perlu terus ditingkatkan.
“Kita perlu untuk terus menyosialisasikan kewaspadaan dan menciptakan masyarakat Kabupaten Purworejo agar tangguh dalam menghadapi bencana,” tegasnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo, Drs Sutrisno MSi menjelaskan, sebelumnya BPBD telah menerima informasi bahwa pada minggu kedua November 2019 diperkirakan sudah hujan.
Namun, berdasarkan informasi kedua dari BMKG menyebutkan bahwa musim penghujan mundur dan hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan baru akan terjadi pada dasarian kedua Desember 2019.
“Yang menjadi catatan, karena hujan tidak datang-datang, yang ditakutkan adalah ketika datang hujan sangat deras sehingga mengakibatkan bencana seperti longsor dan banjir. Karena itu masyarakat harus siap. Siaga, tetapi tetap jangan cemas atau khawatir,” kata Sutrisno.
Lanjut Sutrisno, bentuk kesiapsiagaan yang dapat dilakukan masyarakat antara lain dengan mengetahui potensi kerawanan bencana di sekitar tempat tinggalnya. Kemudian bagaimana cara mengantisipasi dan menyelematkan diri seandainya bencana benar-benar terjadi. (*/gm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar