KETUA
DPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
menolak informasi, hasutan dan ujaran yang merusak akal sehat. Dalam
menyikapi setiap persoalan, publik hendaknya tetap berpatokan pada fakta
dan informasi resmi yang akurat, serta penjelasan dari institusi atau
figur yang kompetensinya sudah teruji.
Di
tengah tingginya intensitas lalu lintas informasi dan banjir pernyataan
di ruang publik saat ini, setiap individu atau komunitas dituntut untuk
lebih mengutamakan rasionalitas dan objektivitas berdasarkan fakta dan
informasi yang sah dan akurat, atau penjelasan yang bersumber dari pihak
yang paling berkompeten.
Jangan
terperangkap pada subjektivitas, karena subjektivitas tak jarang
menyebabkan munculnya perilaku dan pola pikir irasional.
Ajakan dan imbauan ini mengacu pada keprihatinan Ketua DPR yang melihat
upaya merusak akal sehat publik akhir-akhir ini dilakukan secara
terorganisir dan berkelanjutan.
Upaya
merusak akal sehat itu dilakukan melalui strategi membanjiri ruang
publik dengan berita bohong (hoax), informasi palsu plus sejumlah
sensasi atau tindakan kontroversial. Tindakan atau aksi yang destruktif
itu tampak simultan.
Pernyataan yang mendorong publik untuk mempersepsikan Pilpres ibarat
Perang Badar itu nyata-nyata merusak akal sehat.
Begitu
juga dengan berlanjutnya penggorengan isu SARA. Atau, merasa punya
kompetensi untuk mengkafirkan lawan politik. Masih ada sejumlah
kontroversi, drama konyol dan hoax yang dijejalkan ke ruang publik
dengan tujuan merusak akal sehat.
Ketua
DPR menilai, mereka yang terus coba merusak akal sehat masyarakat itu
sudah gelap mata akibat nafsu mendapatkan materi dan kekuasaan. Mereka
bukanlah orang-orang idiot, tetapi kelompok terdidik yang ingin
menghalalkan segala cara untuk menggapai tujuannya.
Mereka
sadar sedang bekerja membodohi orang banyak, termasuk menargetkan
puluhan juta generasi milenial, tetapi tetap saja mereka tidak peduli.
Mengacu pada keprihatinan itulah Ketua DPR mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk menolak informasi, hasutan, dan ujaran yang merusak
akal sehat. Dalam menyikapi setiap persoalan, publik hendaknya tetap
berpatokan pada fakta dan informasi resmi yang akurat, serta penjelasan
dari institusi atau figur yang kompetensinya sudah teruji. (bamsoet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar