Edukasi rawat ginjal di SMPN 1 Yogyakarta (ist/kj) |
Acara edukasi tentang kesehatan ginjal disampaikan oleh dr Budiarti Retno Noormaningrum (Dokter Visit Unit Hemodialisa/Cuci Darah RS UGM).
“Kali ini, kami akan memulai edukasi merawat ginjal sejak dini di SMP Negeri 1 Yogyakarta”, demikian diungkapkan Hanny, Ketua KPCDI Cabang DIY.
Selanjutnya, kegiatan ini akan menjadi program berkelanjutan KPCDI untuk melakukan edukasi ke sekolah-sekolah lain, tuturnya. Respon baik dari sekolah terkait acara ini menjadi motivasi bagi KPCDI untuk menjadikan program edukasi sebagai program berkelanjutan. Bahkan, dari pihak sekolah menyambut baik untuk melakukan edukasi ini secara rutin di sekolahnya”, paparnya.
Ginjal, organ yang berukuran sekepal tangan manusia dan terletak di bagian bagian belakang pinggah sebelah bawah memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia, demikian dijelaskan dr. Budiarti Retno Noormaningrum, narasumber dalam edukasi tersebut. Selain membuang racun, ginjal juga berfungsi mengatur volume cairan dalam tubuh, menjaga elektorlit dalam tubuh seimbang, memproduksi vitamin D menjadi aktif untuk kesehatan tulang, dan pembentukan hormon pembentuk sel darah merah, ungkapnya.
Dituturkan dr. Budiati Retno Noormaningrum, penyebab terbesar gagal ginjal disebabkan oleh diabetes dan hipertensi. Hampir kerusakan ginjal tidak memberikan tanda-tanda yang bisa dikenali. Namun gejala-gejala tersebut bisa kita lihat dari adanya penumpukan cairan dalam tubuh sehingga menyebabkan bengkak, sesak nafas, lemas dan pucat karena anemia, bahkan sering kali menimbulkan mual muntah.
Dijelaskan dr. Budiati Retno Noormaningrum, jika ginjal mengalami masalah, maka fungsi-fungsi di atas pun akan terganggu. Dan jika fungsi ginjal terganggu hingga 85% persen, maka satu-satunya adalah dengan melakukan terapi pengganti ginjal. Terapi pengganti ginjal ini pun tekniknya ada beberapa, antara lain bisa dengan Hemodialisa, atau yang lebih dikenal dengan cuci darah, yaitu terapi menggunakan mesin. Bisa juga dengan terapi secara mandiri melelui CAPD (Continous Ambulatory Perioneal Dialysis. Atau bisa juga dengan transplantasi (cangkok ginjal).
Seperti dituturkan Hanny bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk mulai menjaga dan menjalani pola hidup sehat dari sekarang. Dan tahu pentingnya menjaga ginjal. Dalam edukasi tersebut, anak-anak juga akan dikenalkan dengan fisiologis dan fungsi ginjal manusia. Dengan begitu, anak-anak akan termotivasi untuk merawat ginjal sejak dini.
Al Rafi, siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta yang terlibat dalam edukasi ini pun merasa senang dengan adanya edukasi kesehatan ginjal ini. Menurutnya, edukasi ini sangat bermanfaat bagi generasi muda jaman sekarang, mengingat masih banyak siswa sekolah yang mugkin sudah merokok dan suka jajan sembarang. “Hal ini cukup berpengaruh dalam merusak ginjal”, tuturnya. Rafi berharap edukasi seperti ini akan terus berlangsung karena sangat dibutuhkan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran generasi muda untuk menjaga kesehatan ginjal.
Raida Hanum, siswi kelas 1 SMP Negeri 1 Yogyakarta inipun juga merasa bersyukur dengan adanya edukasi ginjal sehat ini. Menurutnya acara seperti ini harus terus dilakukan di sekolah-sekolah, tidak hanya sekali, tetapi secara berkala agar anak-anak Indoensia sadar, peduli dan tahun pentingya ginjal, tuturnya. (*/kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar