SIARAN PERS IPW:
Neta S Pane-Ketua Presidium Ind Police Watch
PRESIDEN Jokowi harus segera
minta maaf atas kasus pembantaian terhadap 31 pekerja di Yigi, Nduga di
Jalur Trans Papua dan segera mencopot Kapolda Papua karena tidak mampu
menjaga keamanan proyek strategis tersebut.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai, apa yang terjadi di Yigi adalah kasus
pembantaian dimana dalam dua hari, Sabtu dan Minggu, 31 pekerja
terbiarkan terbunuh. Kasus ini menunjukkan lemahnya koordinasi
pemerintah dalam menjaga keamanan Papua, khususnya terhadap pekerja yang
sedang mengerjakan proyek ambisius Jokowi, yakni Jalur Trans Papua.
Lemahnya koordinasi ini terlihat dari pernyataan Jokowi yang mengatakan
daerah Nduga adalah daerah merah, sementara Kadiv Humas Polri
mengatakan daerah aman. Ini jelas membuat publik bingung. Mengingat
Jokowi sebagai presiden mengatakan Nduga adalah daerah merah, lalu
kenapa pengamanan terhadap pekerja tidak maksimal? Atas kecerobohan
inilah Jokowi harus minta maaf dan harus segera mencopot Kapolda Papua.
IPW mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa
sesungguhnya yang terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa
tertembak, dan bagaimana kronologisnya.
Melihat apa yang terjadi di Yigi,
itu adalah sebuah pembantaian paling keji yang pernah terjadi di Papua
dan itu merupakan kado hitam akhir tahun 2018 kepada Polda Papua sebagai
pihak yang bertanggung jawab dalam bidang keamanan di provinsi paling timur
Indonesia.
Kasus pembantaian di Yigi ini juga menjadi kado hitam bagi
rakyat Papua dan Bangsa Indonesia. Kasus pembantaian 31 pekerja ini sebuah
gambaran betapa lemah dan tak berdayanya Kapolda Papua dalam membuat dan
menerapkan strategi keamanan bagi masyarakat di daerah itu hingga bisa
terjadi pembantaian massal.
Ironisnya, aksi penyerangan tiga hari
berturut-turut itu terbiarkan. Sabtu dan Minggu kelompok bersenjata
membantai pekerja. Lalu Seninnya kelompok itu menyerang Pos Yonif
756/Yalet dan membunuh satu TNI.
Dimana intelijen Polda hingga kelompok
itu bisa bebas selama tiga hari melakukan pembantaian?
Melihat kenyataan ini strategi dan kinerja Kapolda Papua patut
dipertanyakan, apalagi jika mengingat di era kapolda-kapolda sebelumnya kasus
pembantaian seperti ini tidak pernah terjadi.
IPW berharap kasus ini segera
diungkap dan pelakunya harus segera ditangkap untuk diproses hukum. IPW
juga berharap, Presiden Jokowi tidak sekadar menggagas proyek ambisius
Trans Papua tapi juga bisa menjamin nasib para pekerjanya hingga tidak
dibantai secara sadis seperti di Yigi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar