Jadi Agen Penyubur Perdamaian hingga Pelosok Tanah Air
JAKARTA, KABARINDONESIA.CO.ID-Presiden Joko Widodo direncanakan membuka Jambore Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, 7-9 Desember 2018. Sementara, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian akan menutup Jambore tersebut.
"Saat pemerintahan Presiden Joko Widodo gencar membangun infrastruktur, FKPPI melengkapinya dengan turut terlibat dalam pembangunan karakter bangsa. Melalui Jambore Bela Negara yang diikuti perwakilan anak bangsa merupakan ikhtiar FKPPI menguatkan solidaritas bangsa," ujar Ketua DPR RI yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo bersama Ketua Umum FKPPI Ponco Sutowo, usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung. Sementara dari FKPPI hadir antara lain Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo, Wakil Ketum FKPPI Indra Bambang Utoyo, Sekjen FKPPI Anna Sentot, Ketua FKPPI Devi Andita, Ketua FKPPI Oman Raflies serta Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Anton Rinaldi.
Bagi mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, kehadiran Presiden Jokowi yang juga anggota kehormatan FKPPI untuk membuka Jambore Bela Negara merupakan suntikan besar bagi para peserta. Sebagai pemimpin tertinggi bangsa dan negara, Presiden Jokowi bisa berbagi pengalaman kebangsaan dan membakar semangat juang para peserta agar senantiasa cinta tanah air.
"Sepertinya saat ini banyak orang yang lupa dengan asal usul mereka. Padahal kita dilahirkan di bumi Ibu Pertiwi yang gemah ripah loh jinawi. Jangan sampai keadaan yang tenteram ini berubah menjadi suram akibat pertikaian berbau SARA. Para peserta Jambore Bela Negara kelak akan menjadi agen yang menyuburkan perdamaian hingga pelosok tanah air,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan, Jambore akan diikuti oleh sekitar 1.350 anggota FKPPI dari Aceh hingga Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote. Para peserta datang dengan biaya sendiri. Sementara, panitia pusat hanya menyediakan kemah, makanan dan kebutuhan lainnya.
“Mereka hadir karena sadar akan pentingnya bela negara. Bela negara merupakan satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap warganya. Karena kuat atau lemahnya suatu bangsa tergantung sikap dari rakyatnya. Sikap bela negara sebagai komitmen warga negara harus kokoh terbangun,” tegas Bamsoet.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum KADIN ini menjelaskan, berbagai kegiatan telah dilakukan FKPPI sepanjang tahun 2018. Mulai dari konsolidasi organisasi, penyelenggaraan diskusi bulanan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan Yayasan Suluh, pemberian bantuan kemanusiaan membantu korban bencana alam di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah, hingga konsolidasi penerapan e-KTA Keluarga Besar (KB) FKPPI.
“Keteladanan para pejuang dalam merebut kemerdekaan harus dijadikan warisan berharga yang tidak boleh dilupakan. Karenanya, memasuki usia ke-40 FKPPI harus mampu menjadi benteng utama dalam menjaga serta mempertahankan keutuhan NKRI,” pungkas Bamsoet. (*/ki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar