Mengabdi di Sekolah Pinggiran Purworejo : Tujiman Tanamkan Pendidikan Karakter

Kepala SMPN 43 Purworejo Tujiman di ruang kerjanya yang sederhana

PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Momentum hari guru yang diperingati setiap 25 November, menjadi semangat tersendiri para insan pendidik, untuk terus berjuang dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Komitmen menuju guru yang profesional. 

Perlu diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengakui, di Hari Guru Nasional tahun 2018 ini, masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya terkait hak dan kewajiban guru sebagai pekerjaan profesional.

Menteri menyebut, masih perlu perjuangan berat untuk bisa benar-benar menjadi pekerjaan profesional, mulai dari tingkat kemampuannya, juga regulasi yang mengatur kode etik dan perilaku guru, kemudian juga perlindungan dan hak-hak guru.  Berbicara hak dan kewajiban guru, salah satu insan pendidik di Kabupaten Purworejo perlu diapresiasi, dari kesederhanaan dan komitmen untuk terus memajukan dunia pendidikan, kendati bertugas di wilayah pinggiran. Tujiman SPd, diberi amanah menjadi Kepala SMPN 43 Purworejo, lokasi persis sekolah di Desa Penungkulan Kecamatan Gebang. Ada beberapa jalan alternatif menuju sekolah, harus memahami kondisi medan, karena jika melewati jalan yang sangat curam, sangat membahayakan, apalagi menggunakan sepeda motor matic.  Informasi warga sekitar, pernah seorang ibu yang berprofesi pedagang, mengunakan motor matic melewati jalur turunan tajam, nahas akhirnya meninggal dunia.  Tujiman dengan tulus dan sepenuh hati, memberikan pengabdiannya. Di wilayah pinggiran dimana sekolahan dikelilingi area persawahan, Tujiman memotivasi jajarannya, untuk memberikan pendidikan yang baik kepada para siswa. Tujiman menyadari, dari sisi akademis, siswa siswinya kalah bersaing dengan sekolahan di wilayah perkotaan. Tahun ajaran 2017/2018, SMPN 43 menempati peringkat 39 se-Purworejo dari sisi akademis.  "Kami menyadari, peringkat tersebut sudah menjadi rasa bangga bagi kami. Hal lain yang kami fokuskan adalah penguatan karakter para siswa," ungkap Tujiman yang selalu berpenampilan low profile.  Penguatan karakter dilakukan, baik itu secara rutin, terpogram, keteladanan maupun  kegiatan pembiasaan. "Rutin semisal setiap pagi, di gerbang sekolah, menyambut anak-anak dan menyalami. Kalau terpogram, kami gelar lomba antarkelas. Dan itu terus berjalan, menanamkan karakter yang baik kepada anak-anak,' urai Tujiman.  "Untuk keteladanan, para  guru pun memberikan contoh baik. Semisal membuang sampah pada tempatnya. Semua itu demi karakter anak-anak didik yang baik dan kuat, sebagai generasi penerus bangsa," tegas Tujiman. (ak)