Siaran Pers IPW : Neta S
Pane-Presidium Indonesia Police Watch
Neta S Pane |
Jika Polri bisa agresif dan cepat
mengungkap kasus hoax Ratna Sarumpaet, tentunya Polri bisa cepat pula mengusut
Indonesia Leaks yang terindikasi menyebar hoax. Dari pantauan Indonesia Police
Watch (IPW), Indonesia Leaks bisa terkena tuduhan menyebar hoax, sebab Ketua
KPK Agus Raharjo sudah mengatakan, apa yang diungkapkan Indonesia Leaks tidak
benar. Sementara di masyarakat sudah terjadi kegaduhan dan kontroversial.
Di sisi lain, siapa pengelola
Indonesia Leaks tidak pernah muncul ke permukaan. Bahkan www.indonesialeaks.com tidak menampilkan nama nama pengelola dan
hanya menampilkan sejumlah logo media sebagai mitra dan inisiator. Apakah
sebuah lembaga yang tidak berani secara jantan menampilkan figur pengelola dan
penanggungjawabnya pantas dipercaya? Namun polisi tetap bisa menelusurinya,
dengan cara memanggil dan memeriksa figur-figur yang logonya terpasang di www.indonesialeaks.com.
Dalam kasus Buku Merah yang
menyeruak akhir-akhir ini terlihat sangat sarat dengan permainan manuver
politik ketimbang kasus hukumnya, mengingat kasus hukumnya sudah selesai
seperti kata Ketua KPK.
Sasaran kasus Buku Merah ini jelas
dan terang benderang hendak menyasar ke pemerintahan Jokowi, adapun Kapolri
Tito Karnavian hanya sebagai sasaran antaranya. IPW melihat ada yang aneh dalam
kasus Buku Merah ini. Sebab kasus daging dengan TSK Patrialis Akbar itu sudah
lama selesai proses hukumnya di KPK, tapi kenapa baru dimunculkan lagi
menjelang pilpres 2019?
Ini tak lain karena ada manuver dari
pihak tertentu yang tidak suka melihat kedekatan Tito dengan presiden jokowi. Sebab
itu IPW menilai dalam kasus Buku Merah ini bola ada di KPK. Lembaga anti rasuah
itu harus solid. Jangan mau dipecah dari luar maupun dari para mantan
pimpinannya yang pernah berseteru dgn institusi Polri.
Apalagi Ketua KPK Agus Raharjo sudah
mengatakan dugaan aliran dana ke Tito itu tidak benar. Ketua KPK juga
mengatakan, buku catatan yang disebut sebagai Buku Merah itu hanya sebagai petunjuk
yang sudah diklarifikasi ke Basuki Hariman, bahwa tidak benar memberikan uang
ke Tito.
Artinya, pernyataan Ketua KPK itu
merupakan suara resmi KPK. Begitu juga soal perusakan buku sudah dijelaskan Ketua
KPK bahwa tidak cukup bukti dan sudah dihentikan penyelidikannya. Apakah Ketua
KPK tidak layak dipercaya?
Mengingat situasi sekarang ini sudah memasuki tahun politik, IPW berharap Polri dan KPK harus sinergi dan jangan mau diadu domba hingga muncul cicak buaya jilid 3. KPK huarus terus agresif memburu koruptor di tahun politik ini dan Polri hars mampu maksimal menjaga keamanan hingga pilpres 2019. KPK harus solid dan Polri juga harus solid agar koruptor bisa disapu bersih dan tidak ikut-ikutan bermanuver mengadu domba KPK dengan Polri.
Mengingat situasi sekarang ini sudah memasuki tahun politik, IPW berharap Polri dan KPK harus sinergi dan jangan mau diadu domba hingga muncul cicak buaya jilid 3. KPK huarus terus agresif memburu koruptor di tahun politik ini dan Polri hars mampu maksimal menjaga keamanan hingga pilpres 2019. KPK harus solid dan Polri juga harus solid agar koruptor bisa disapu bersih dan tidak ikut-ikutan bermanuver mengadu domba KPK dengan Polri.
Selain itu yang tak kalah penting,
Polri harus mengusut, siapa di belakang Indonesia Leaks dan apa motivasinya
menyebar kasus Buku Merah. Apa yang dilakukan Indonesia Leaks bisa terkena
tuduhan penyebar hoax. Jika Polri bisa cepat mengungkap kasus Ratna Sarumpaet,
IPW berharap, Polri bisa juga cepat membongkar Indonesia Leaks agar tidak
muncul kegaduhan di masyarakat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar