Bambang Haryo Soekartono |
Hal
itu disampaikan anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono dalam
rapat kerja Komisi V DPR dengan Kementerian PUPR, Kementerian Desa,
Kementerian Perhubungan, Kepala BMKG dan Kepala Basarnas di Jakarta,
beberapa waktu lalu.
"Pemotongan
anggaran kedua lembaga itu menunjukkan pemerintah kurang peduli
terhadap keselamatan rakyatnya. Padahal, ancaman bencana di Indonesia
cukup besar karena dilalui sabuk vulkanik dan pertemuan empat lempeng
tektonik. Indonesia juga berada di wilayah tropis dengan potensi bencana
hidrometeorologi sangat tinggi, seperti banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan dan kekeringan," ulasnya.
Lebih
lanjut ia memberi penilaian, anggaran untuk BMKG dan Basarnas saat ini
tidak memadai dengan tugas dan tanggung jawab kedua lembaga untuk
menyelamatkan nyawa publik.
“Pemerintah
royal anggaran untuk proyek infrastruktur, tetapi untuk menjaga nyawa
publik kok pelit. Padahal, satu nyawa publik sekalipun tidak bisa
dihargai dengan Rp2.000 triliun anggaran infrastruktur," tegasnya.
Sebagai
informasi, kebutuhan anggaran BMKG tahun 2018 mencapai Rp 2,6 triliun
tetapi hanya disetujui Rp 1,7 triliun. Untuk 2019, BMKG mengajukan
anggaran Rp 2,9 triliun, namun pemerintah hanya mengalokasikan Rp 1,7
triliun.
Dia
mengatakan pemotongan anggaran itu sudah berlangsung sejak 2016
sehingga berdampak pada keandalan peralatan deteksi bencana.
“Indikasinya,
antara lain banyak peralatan deteksi tsunami tidak berfungsi saat
terjadi bencana beberapa waktu lalu,” ujar Bambang Haryo yang juga
anggota Badan Anggaran DPR RI.
Pemotongan
anggaran itu dianggap melanggar UUD 1945.
Dia juga menolak alasan pemerintah yang menyebut pemotongan anggaran
BMKG sudah disinkronisasi dengan Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman.
“Kami
tidak setuju anggaran BMKG digabung atau dicadangkan di Kemenko
Kemaritiman. BMKG itu lembaga teknis, sedangkan tugas Kemenko Maritim
bersifat umum dan kurang jelas,” ungkapnya.
Selain
informasi bencana, jelas Bambang Haryo, fungsi dan tugas BMKG sangat
penting untuk mendukung kegiatan ekonomi dengan menyajikan informasi
cuaca, yang dibutuhkan sektor pertanian, perkebunan, perikanan,
transportasi dan pariwisata. (are)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar