YOGYAKARTA, KABARINDONESIA.CO.ID-Indonesia sebagai negara yang kaya memiliki beragam budaya dan tradisi mulai dari makanan, kesenian daerah dan lain-lain termasuk di antaranya tari-tarian daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sebagai generasi penerus bangsa semua harus ikut melestarikan budaya bangsa tersebut, jangan sampai budaya asli Indonesia diakui bangsa lain. Mengingat bahwa kesenian Reog Ponorogo sempat diklaim oleh Malaysia. Untuk itu semua harus menjaganya agar terus dapat berjaya di tengah derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui media sosial saat ini.
Untuk melestarikan budaya Indonesia tersebut dan kearifan lokal bangsa Indonesia, dan untuk menyambut Hari Ulang Tahun TNI ke-73 tahun 2018, Selasa 4 September 2018, TNI, Polri serta mahasiswa dan pelajar menggelar tarian Gemu Famire secara serentak seluruh Indonesia untuk memecahkan rekor Muri.
Diharapkan dengan adanya kegiatan pemecahan rekor Muri tarian Gemu Famire yang berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) ini dapat mengenalkan tarian tersebut ke seluruh dunia sebagai kekayaan bangsa Indonesia.
Sejak pukul 06.00 WIB sebanyak 6.000 orang gabungan dari TNI, Polri, PNS TNI/Polri, ibu-ibu Persit, Pia Ardhya Garini, Jalasenastri, Bhayangkara serta mahasiswa dan pelajar yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya mulai memadati lapangan Hanggar Skadik Lanud Adisutjipto Yogyakarta.
Untuk wilayah Jateng dan DIY, pemecahan rekor tari Gemu Famire dilaksanakan di 5 tempat yaitu Lapangan simpang lima Semarang, Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman Ambarawa, Lanud Adi Sumarmo Surakarta, Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan Lapangan Wijayakusuma Purwokerto.
Acara dihadiri Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto SSos MSi, Gubernur Akmil Mayjen TNI Eka Wiharsa, Gubernur AAU Marsda TNI Sri Mulyo Handoko, Danlanud Adisutipto Marsma TNI Tedi Rizalihadi, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dhofiri, Danlanal Yogya Kolonel Laut (P) Arya Delano dan Kasrem 072/Pmk Kolonel Kav Puji Setiono.
Sebelum acara pemecahan rekor Muri tari Gemu Famire dimulai terlebih dahulu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan teleconfren dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto dari Jakarta. Panglima TNI menyapa kesiapan wilayah Biak mewakili Indonesia Timur, Makassar untuk wilayah Indonesia tengah dan Yoyakarta untuk wilayah Indoneia Barat, tentang kesiapan pelaksanaan pemecahan rekor Muri tari Gemu Famire.
Pada keterangan Persnya Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Wuryanto mengatakan, bersama seluruh prajurit, TNI, Polri dan keluarga besar TNI serta segenap komponen masyarakat melaksanakan tarian Gemu famire dengan memecahkan rekor Muri sekaligus memecahkan rekor dunia.
Untuk di Jawa Tengah dan DIY jumlahnya 24.000 orang merupakan bagian dari 346.000 orang lebih itu merupakan rekor terbesar yang pernah dilaksanakan di dunia dalam satu kegiatan tarian secara serentak yang dilakukan segenap komponen masyarakat bersama TNI, Polri dan keluarga besarnya.
"Bertujuan untuk menghargai sebuah karya anak bangsa kemudian mengangkat budaya lokal dalam hal ini budaya Indonesia Timur, mudah–mudahan dapat meningkatkan gairah kepada anak-anak muda pencipta lagu-lagu daerah yang dapat mengangkat nama daerah sekaligus mengangkat nama Indonesia," beber Pangdam Wuryanto.
Pangdam menyampaikan harapan pada HUT TNI ke-73 merupakan bentuk tanggung jawab TNI kepada masyarakat dengan menampilkan yang terbaik semua kemampuan Alutsista yang dimiliki kemudian keterampilan kemampuan prajurit.
Sebagai bocoran sementara untuk pelaksanaan HUT TNI akan dipusatkan di Merauke wilayah Timur Indonesia sekaligus di Sabang. (*/ki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar