Kusbandono |
Berbincang dengan media ini baru-baru ini di kediamannya Perumahan Argopeni, Kusbandono mengakui, pelayanan pendidikan di tingkat kecamatan sangat padat, dengan dibubarkan UPT, kini hanya tinggal 4 pengawas dan 1 staf. Namun tak mengurangi semangat dan kreasi Kusbandono, dalam memberikan pelayanan mengenai pendidikan di Kecamatan Pituruh.
"Dilihat dari kerjanya, padat dan banyak. Kami hanya ada 4 pengawas dan 1 orang staf. Mengurusi banyak hal, termasuk kegiatan Popda, OS2N, itu bidang olahraganya, termasuk juga soal wiyata bakti. Tugas dan tanggung jawab tetap kami lakukan sebagaimana mestinya," ungkap Kusbandono yang merupakan lulusan terbaik Diklat Pim 4 2017.
Mengenai wiyata bakti, di wilayah Kecamatan Pituruh terdapat 149 orang untuk Sekolah Dasar. Dia tak mengelak, sempat didatangi yang menuntut peningkatan kesejahteraan dan kejelasan status sebagai wiyata bakti. "Saya berikan pengertian, sebagaimana aturannya. Kemudian mereka memahami. Memang yang sudah lama mengabdi, harapannya ada pengangkatan sebagai pegawai," tegas Kusbandono.
Sisi lain untuk efisiensi kerja, Kusbandono dan jajarannya memanfaatkan sistem online dalam semua pelaporan kedinasan. "Dengan sistem online, lebih cepat dan menghewat tenaga serta biaya. Jadi pekerjaan-pekerjaan dapat tertangani dengan baik," tutup Kusbandono. (kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar