puisi karya : estu ismoyo aji (HP : 0857 0069 1329)
“Ibu
ingatkah engkau di kala pertama kali aku melihatmu
Saat
nyawa dan bayangan belum mampu kutaklukkan
Kau
menyimpan ribuan kepiluan dan kesakitan
Sebelum
kau hadirkan aku dalam gemerlap dunia ini
Estu Ismoyo Aji |
Ibu,
setelah kau ingat akan hal itu
Tolong
kabarkan padaku, supaya aku bisa merasakan luka
Yang
kau simpan di antara jari-jari bumi
Bahwa
aku ingin mendengar suara jeritan pertempuranmu
Di
medan antara hidup dan mati
Setelah
ini, aku ingin kembali kepelukkan hangatmu dulu
Bersama linangan darah yang membalut di sekujur
tubuhku
Ibu,
masihkah ada waktu untukku
Untuk
kau bersedia mengajari aku bagaimana menjadi pahlawan
Yang
tulus adanya bertempur demi memperjuangkan satu jiwa
Meski
raga dan nyawa yang menjadi alat peraduannya
“Nak,
ibu hanya ingin kamu mengerti"
Ibu
selalu berdoa untukmu di setiap napas dan pijar indah matamu
Berharap
kelak kau menjadi satu-satunya penolong ibu
Ketika
ibu sirna tertelan waktu
Terhenyak
dalam lintasan dimensi kefanaan
Karena
suatu masa, gelap akan membelenggu ibu
Menjadikannya
buta dan kamu takkan lagi terlihat
Pada
saat itu pula doa-doa ibu terpenjara
Dalam
air matamu, yang di genangannya tercermin wajah ibu
Purworejo,
Rabu, 15 November 2017, Pukul 21:55 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar