Diawali Kenduri Pagi, Dilanjutkan Pengambilan Air yang Pertama di Sumur Talang
Menjadi yang beda rangkaian merti desa di Desa Jenarlor Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Nilai sejarah yang tinggi, kisah-kisah inspiratif dan adanya peninggalan sumur talang yang hingga saat ini disakralkan sebagai warisan budaya leluhur, dimana Eyang Bathoro Loano yang termasuk membuka Desa Jenarlor pada awalnya. Semua itu menjadi bagian budaya masyarakat Jenarlor. Rangkaian merti desa dimulai Sabtu (31/3/2018) pagi, dengan beberapa agenda yang sudah disiapkan. Didapuk sebagai senopati budaya Jenarlor, Sutaryadi, yang juga mantan Kades Jenarlor, turun tangan langsung 'mandegani' rangkaian merti desa.
Pengambilan air di Sumur Talang |
"Sabtu (31/3/2018) digelar kenduri, tiap tahun rutin digelar di Talang. Warga makin guyub rukun, memang ini tujuan kami sembari melestarikan budaya luhur," ungkap Sutaryadi kepada kabarjateng.co.id di sela rangkaian merti desa.
"Ada sejarahnya, dimana Eyang Bathoro Loano saat merintis Desa Jenarlor, membuat saluran air dari talang. Dari wilayah Banyuurip mengunakan talang untuk mengairi sawah di mbulak Angkruk Ketip. Kisahnya, dari aliran air di talang ada yang menetes, dan yang menetes itu menjadi sumur. Warga menyebut dengan sumur Talang hingga saat ini," beber Sutaryadi.
Setelah kenduri pagi, dilanjutkan dengan pengambilan air di sumur Talang yang pertama. "Untuk Sabtu (31/3/2018) sekitar pukul 15.30 WIB dilanjutkan acara petik tirto. Budaya luhur ini akan terus dilestarikan, mengenang perjuangan para luhur dalam mengembangkan dan memajukan desa," tegas Sutaryadi. (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar