Jenarlor Kental dengan Budaya, Merti Desa : Dari Kenduri, Wayangan hingga Ritual Mandi di Sumur Talang

Nuansa budaya Jawa di Desa Jenarlor (sigit w/kj)

PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Budaya tradisional Jawa masih kental dilestarikan masyarakat Desa Jenarlor, Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Salah satu penggerak budaya yang merupakan tokoh masyarakat setempat yaitu Sutaryadi, yang hingga kini aktif mendorong dilestarikannya budaya yang merupakan warisan luhur nenek moyang. 

Seperti saat prosesi Wiwitan di Angkruk Ketip, sebelum para petani mulai panen padi. Sutaryadi yang merupakan mantan Kades Jenarlor, merupakan penggagas dan penggeraknya. "Budaya wiwit sebelum panen padi, terus kita lestarikan. Merupakan wujud syukur para petani akan hasil bumi, dan saling berbagi dengan makan bersama. Ini akan terus dilestarikan," sebut Sutaryadi kepada kabarjateng.co.id, baru-baru ini. 

Sutaryadi dan warga setempat (sigit/kj)

"Percaya atau tidak, pernah mbulak Angkruk Ketik banyak hama keongnya.  Kemudian ada petunjuk untuk menggelar wiwitan, semenjak digelar wiwitan yang merupakan warisan luhur para pendahulu, hama keongnya pun sangat berkurang," imbuh Sutaryadi. 

Termasuk memasuki bulan Rejeb ini, Desa Jenarlor menggelar berbagai kegiatan yang merupakan bentuk pelestarikan budaya. "Ada padukuhan Talang, di situ ada sumurnya, dan joglo. Sabtu (31/3/2018) dalam rangka merti desa kami menggelar pagelaran wayang kulit. Termasuk kenduri, ada juga semacam ritual mandi dari sumur tua tersebut," beber Sutaryadi. 

"Yang membuka desa ini, adalah Eyang Bathoro Loano. Ada kisahnya, termasuk yang membuat sumur. Ada kental dengan budaya dan sejarah Desa Jenarlor," tegas Sutaryadi. (kj)