Terobosan Kepala Sekolah, Tanam 500 Sengon dan 100 Akasia
Dengan polesan tangan dingin Dra Dwi Endah Prihatinginingsih, SMPN 9 Purworejo yang lokasinya berada di Desa Malangrejo Kecamatan Banyuurip, terus berbenah. Pembenahan semua lini, menjadikan SMPN 9 makin maju, saat ini sedang menuju Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Purworejo. Jumat (23/3/2018) pagi, SMPN 9 melakukan penghijauan yang juga diikuti berbagai elemen masyarakat. Wujud bakti sekolah pada lingkungan dan masyarakat. Semua itu bagian dari terobosan yang dilakukan kepala sekolah.
Endah (kiri) langsung terjun dalam aksi penghijauan |
KERJA nyata selalu ditunjukkan Endah sapaan akrab Dra Dwi Endah Prihatiningsih yang dipercaya menjadi Kepala SMPN 9 Purworejo. Dia tak mau hanya banyak bicara, sekadar konsep belaka, namun aksi, kerja dan kerja menjadi poin penting yang selalu dibuktikan Endah. Fakta, kini SMPN 9 menjadi asri dan rindang, banyak ruang terbuka hijau (RTH) di berbagai sudut sekolah. Dan SMPN 9 pun kini menuju Sekolah Adiwiyata. Suatu proses positif yang membutuhkan komitmen tinggi, dan hal itu telah dibuktikan sang kepala sekolah. Di era kekinian, kepala sekolah yang merupakan manager bagi sekolah, harus pandai-pandai melakukan inovasi dan terobosan bagi kemajuan sekolah dan lingkungannya.
Para siswa ditempa karakter cinta lingkungan |
"Kami menanam sebanyak 500 bibit sengon dan 100 akasia. Untuk sengon kami tanam di pinggiran lapangan sekolah, sementara akasianya ditanam di Desa Surorejo. Terima kasih kerja sama semua pihak, semua jajaran sekolah yang membantu dan juga berbagai elemen masyarakat, seperti Kades dan perangkatnya baik dari Malangrejo dan juga desa sekitarnya," beber Endah ditemui media ini di sela aksi penanaman.
Terobosan yang dilakukan Endah, bagian dari kepedulian untuk sekolah, karena ratusan sengon yang ditanam nantinya bisa dimanfaatkan untuk keperluan sekolah, seperti pemenuhan kebutuhan komputer untuk UNBK. Secara ekologi, sangat bermanfaat karena menjadi lingkungan lebih asri. Termasuk kepedulian sosial bagi masyarakat, 100 akasia disumbangkan untuk desa.
"Pendidikan tak bisa dilepaskan dari masyarakat sekitar. Hubungan yang baik harus dijaga, bersama-sama mewujudkan pendidikan yang berkualitas," imbuh Endah.
"Tidak berhenti dengan aksi penanaman, untuk perawatannya pun akan kami lakukan dengan baik. Dalam hal ini membina siswa, secara bergiliran menyirami tanaman-tanaman produktif tersebut. Sudah kami belikan 38 ember, per kelas bergiliran. Menempa karakter siswa, cinta akan lingkungan, dari sisi ekonomi yang ditanam adalah tanaman produktif, 5-7 tahun bisa dipanen dan memberi penghasilan untuk sekolah," tegas Endah. (*/bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar