Sunda Pituin, Dedi Politisi Terbuka dan Moderat
Dedi Mulyadi |
Hal ini diungkapkan mantan anggota DPRD
periode 2009-2014 Provinsi Jabar Budi Hermansyah. "Dia (Dedi Mulyadi, Red)
telah membuktikan diri sebagai figur yang memiliki kesabaran politik yang luar
biasa pasca-sikap DPP Partai Golkar merekomendasikan Ridwan Kamil. Secara
politik dia diuji, Dedi Mulyadi luar biasa," kata dia, Senin (20/11/2017).
Mantan pengurus Pimpinan Wilayah Ansor (PW
Ansor) ini mengaku bahwa sosok Dedi adalah salah satu kader terbaik di Jabar.
Ia menegaskan Dedi memiliki ciri dan karakter "pituin (asli) urang
Sunda" yang memiliki semangat nasionalis sejati dan ini menurut Budi
sangat penting bagi kepemimpinan di Jabar mendatang. Kendati "Sunda
Pituin" pada praktiknya lanjut Budi, Dedi mampu menjadi politisi yang
terbuka dan moderat. Terutama pandangannya mengenai perbedaan suku, ras dan
agama.
"Kang Dedi jauh dari karakter
sektarian," tegasnya. Atas dasar itulah, Budi tetap meyakini Dedi mampu
menjaga kehidupan masyarakat Jabar yang multikultur dan plural. Inilah juga
yang menurutnya sangat sesuai dengan doktrin kebangsaan dan ke-Islaman yang
diusung Nahdlatul Ulama (NU). "Oleh sebab itu sangat cocok jika Dedi
disandingkan dengan tokoh muda NU," paparnya.
Salah satu yang diusung agar
disandingkan dengan Dedi adalah Hery Haryanto Azumi. Wakil Sekretaris Jenderal
(Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga mantan Ketua Umum
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) 2003-2005 ini
dinilai mampu menyokong kekuatan politik yang selama ini telah dimiliki Dedi.
Dedi dengan kekuatannya yang mengakar karena kerap turun ke masyarakat, Hery
mempunyai jaringan politik yang luas. Hal ini diakui Ahmad Irfan, mantan
Pengurus Besar PMII 2014-2017. Jaringan politik Hery kata Irfan sudah mulai
dibangun sejak menjabat sebagai Ketua Umum PB PMII.
Tidak hanya skala nasional,
banyak orang tahu Hery juga punya jaringan internasional. Sebab kerap diundang
sebagai peserta maupun pembicara pada pertemuan forum-forum internasional. "Kepemimpinan
Hery sudah teruji. Apalagi di era kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PB PMII,
ketika itu Indonesia masih sering bergejolak pasca-lengsernya orde baru.
Situasi itu momentum untuk membangun strategi dan kekuatan jejaring,"
tandas Irfan.
"Menurut saya Hery sangat layak diusung berpasangan dengan
Dedi Mulyadi. Kekuatan Dedi-Hery jika dikombinasikan menjadi sangat kuat,"
Irfan menambahkan. Inilah yang sampai sekarang disuarakan Koordinator
Pergerakan Nahdliyyin Indonesia (PNI) Jabar Yosep Yusdiana.
Ia menyebut
pasangan Dedi-Heri merupakan koalisi politik kultural nasionalis-NU yang
dianggap olehnya menjadi solusi kepemimpinan di Jabar. Ia tetap percaya, bahwa
Dedi Mulyadi sangat berpeluang dan memenangkan Pilgub Jabar bersaing dengan
kandidat lain. "Perkembangan politik Jabar sampai sekarang masih dinamis,
masih bisa berubah-ubah," pungkasnya. (sonny majid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar