Luhur Pambudi saat meninjau salah satu desa |
Mantan aktivis Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Tengah ini mengakui, mendapat beberapa laporan jika masih ada
desa-desa yang pengerjaan pembangunannya masih terlambat, padahal teragenda menggunakan ADD tahap I.
“Jika ADD tahap I saja baru di bulan
November akhir cair, giaman tahab II? Ini tidak betul proses pembangunan seperti
ini. Apa kendalanya? Lambat dari desa, persyaratan kurang lengkap atau dari
dana ADD-nya yang telat, harus ditelusuri supaya tahun depan tidak seperti ini,” beber Luhur, Selasa (21/11/2017).
Tampak depan balai desa Briyan yang dikunjungi Luhur Pambudi |
Luhur menegaskan kembali, demi
percepatan pembangunan sesuai Instruksi Presiden, jadi diharapkan menjadi perhatian untuk semua. “Karena
di PP dan Perbup sudah bunyi paling lambat tanggal berapa. Ini dari desanya sendiri atau
dari aparatur kabupaten atau malah dari pusatnya yang lambat kasih dana desa,”
urai Luhur.
Mengenai keterlambatan pencairan,
Luhur memperkirakan banyak penyebabnya. Desa secara umum terbebani syarat
pencairan yang pada umumya keterlambatan dari desa itu sendiri ada masalah administrasi
atau kurang sinkron tim fasilitasi dan ketidak mampuan perangkat, dan sebagian
dampak dari penarikan sekdes yang tidak memperhitungkan kesiapan desa.
Faktor lain seperti kepala desa dibingungkan
dengan regulasi turunan yang menjerat desa. Kepedulian Luhur untuk kelancaran
pembangunan desa, dirinya sampai turun mengecek ke desa-desa. Seperti Rabu
(22/11/2017) dirinya meninjau di Desa Briyan Kecamatan Ngombol. Berdasarkan
informasi perangkat setempat, pembangunan berjalan lancar tinggal penyelesaian
hingga akhir Desember 2017. (tim kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar