Ngadino BE |
TOKOH satu ini tak lagi asing bagi masyarakat Desa Jenar Kidul Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Ngadino BE-pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas terakhir sebagai Kabid Mutadi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Purworejo, lama bertugas di Timor Timur kala itu tepatnya di Suai, Covalima, dimana Ngadino sebagai Asisten III.
Ilmu pemerintahan sangatlah fasih. Ngadiono kini masih mengabdi di Desa Jenar Kidul, yakni menjadi salah satu Ketua RT. Sebelumnya Ngadino banyak terlibat di organisasi kemasyakatan desa, namun karena faktor usia dan juga kesehatan, kini hanya fokus menjalankan amanah sebagai Ketua RT.
Berdiskusi santai dengan kabarjateng.co.id belum lama ini, Ngadino mengakui generasi muda perlu diberi kesempatan dalam berbagai hal, karena generasi muda adalah penerus bangsa. Termasuk dalam kesempatan memimpin, namun tetap melihat pada kualitas, rejam jejak yang baik serta nilai-nilai atau karakter sebagai pemimpin.
Berbicara mengenai pemilihan kepala desa Jenar Kidul pada 30 Oktober 2017 mendatang, Ngadino mengaku ada salah satu kandidat yang merupakan perwakilan generasi muda yaitu Joko Kartono.Kendati muda, Ngadino selaku sesesuh di Jenar Kidul melihat sosok Joko Kartono sudah ditempa dengan pengalaman berorganisasi di masyarakat, terbukti dari kiprah Joko Kartono selama ini. Dari kiprah di desa, Ngadino menilai Joko Kartono mampu menjalankan amanah dengan baik, berkomunikasi dengan semua komponen masyarakat dan memiliki niat ibadah untuk mengabdi pada desanya.
"Kaum muda perlu diberi kesempatan. Menjadi kades bukan untuk mencari kekayaan, tapi menjalankan amanah warga. Jadi ada nilai ibadah sebagai pemimpin itu. Ibadah, niat memajukan desa dan membuat bagaimana warga desa lebih sejahtera dengan program-program kerja yang baik, transparan," beber Ngadino yang selalu membicara ide-ide perjuangan Bung Karno.
"Joko Kartono memiliki niat ibadah untuk membangun desa. Meski muda, niat ibadah yang baik itu perlu didukung bersama," urai Ngadino.
Ngadino pun berfilosofi, saat Gatutkaca masih muda dan hendak menjadi senapati dalam suatu perang, Gatutkaca meminta nasehat kepada bungsunya Pandawaa, Sadewa. Sadewa pun memberikan nasehatnya : "Nek wani ojo wedhi-wedhi, nek wedhi ojo wani-wani,".
"Itu perlu dipegang, jangan hiraukan semisal dibilang masih muda, tidak banyak uang, dengan niat baik dan mulia untuk membangun desa, ya maju terus. Berani, jangan takut-takut. Masyarakat saat ini sudah cerdas, nurani tidak bisa dibeli dengan uang," tegas Ngadino. (kaswanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar