Warga memasang patung Kebo Kuning |
KI Kebo Kuning atau Potro Jenar bapaknya bernama Mahesa Sura, ibunya bernama Putri Loano. Sementara kekasih Kebo Kuning yaitu Dewi Sekar Kuning yang bapaknya bernama Lembu Sura. Kisahnya, Ki Wasesa Anuraga adalah prajurit tantama Kraton Mataram bersama abdinya yaitu Jayareksa yang ingin memberantas gerombolan Ki Wono Brewok yang selalu membuat kerusuhan di Khiskendapura di wilayah lereng Bukit Menoreh.
Ki Wasesa Anuraga dan abdinya Jayareksa mendirikan padepokan yang bernama Gua Semar. Di padepokan inilah Potro Jenar dan Dewi Sekar Kuning berguru, dan menjadi murid yang cerdas, teladan hingga mereka dicintai oleh masyarakat.
Petilasan Kebo Kuning semua dikerjakan secara swadaya |
Di padepokan tersebut, Ki Wasesa Anuraga dan Jayareksa mengajarkan ilmu kepada masyarakat, seperti ilmu politik (pemerintahan), ilmu kanuragan, ilmu perekonomian dan ilmu pertanian. Dari tata cara pertanian itu, hingga muncul telo yang bernama 'Telo Joyo Rekso' yaitu telo pohung yang besar dan panjang, rasanya gurih dan mempur.
Ki Wono Brewok marah ketika mengetahui Potro Jenar dan Dewi Sekar Kuning saling jatuh cinta. Karena kalau sampai menikah, akan terjadi peperangan antara bapaknya Potro Jenar dan bapaknya Dewi Sekar Kuning. Mahesa Sura dan Lembu Sura adalah musuh bebuyutan yang pernah bersabda, kalau sampai anak keturunannya menginjak wilayah apalagi perjodohan, maka wilayahnya akan hancur lebur tanpa bekas.
Akhirnya Potro Jenar dirangket menggunakan keris Sosrogeni milik Wono Brewok dan disabda bapaknya menjadi kebo raksasa, sedangkan Dewi Sekar Kuning ditusuk dengan pusaka Sosrogeni dan darahnya mengalir menjadi telaga kuning.
Di saat itu terjadi gempa, langit gelap dan petir menyambar. Dan terdengarlah suara Kebo Raksasa : "Hai wargaku, jangan tangisi aku, daripada aku jadi tontonan, ragaku akan aku tinggal di tempat ini dan air mata kalian yang menetes di sini akan menjadi mata air yang bening dan tidak akan pernah kering. Kebo kalian akan beranak pinak tanpa kawin kalau minum air ini. Hai wargaku, kalian harus rukun dan tolong menolong,".
Mendengar suara raungan raksasa itu, Ki Wasesa Anuraga dan Jayareksa mendatangi tempat itu. Dan ada suatu petilasan yang sering untuk berkubang/mandi Ki Kebo Kuning di saat bulan purnama yang sering terlihat oleh masyarakat setempat hingga kawasan itu dinamakan Dusun Kebo Kuning.
Istilah Kebo Kuning berasal dari Kebo Raksasa-Dewi Sekar Kuning. Dan desa tempat petilasan Kebo Kuning terletak di Dusun Kebo Kuning Desa Soko Kecamatan Bagelen, Purworejo Jawa Tengah. (dimas nanang heriyadi/tim kj)
di ds wergoyan pernah tinggal demang wergonoyo yang menikah dg nyai ageng dan berputra joko sangkrip dan disitu ada makam kyai kebo kuning dan didepan cungkup ada tanaman saw kecik, setiap bulan ruwah selalu diperingati dan penggantian pakar makam yg cukup luas apa ada hub dg mataram?
BalasHapus