Perhutani Peduli Masyarakat Adat
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Selain Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)/Administratur Kedu Selatan Agus Yulianto SHut MM menyampaikan paparan dalam konsultasi publik implementasi FCS Controlled Wood, Selasa (19/9/2017), Wakil Administratur Candra Musi SHut MSi juga menyampaikan paparannya mengenai latar belakang sertifikasi.
Diakui terjadi deforestasi yaitu penuruan luas kawasan hutan baik karena konservasi maupun faktor lainnya. Dan makin meningkatkannya kesadaran masyarakat dunia terhadap lingkungan, hingga menuntut usaha di sektor kehutanan agar mengelola hutan secara lestari di wilayah kerjanya. "Itulah mengapa perlu adanya sertifikasi, dimana pada konsultasi publik ini diundang dari berbagai stakeholders," ungkap Candra-alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 34.
"Mengelola sumber daya hutan memperhatikan aspek ekologinya, kontinyu produksinya (ekonomi) dan juga aspek legalitas," seru Candra.
Candra Musi (kiri) |
Lanjut Candra, sertifkasi untuk pembuktian pengelolaan hutan secara lestari dilakukan oleh lembaga sertifikasi, pihak ketiga yang independen, profesional dan berpengalaman. Dengan sertifikasi, nantinya memberi manfaat lebih seperti pelaku bisnis kehutanan mendapatkan nilai tambah terhadap penjualan produk-produk yang bersertifikat.
"Ekspor hasil-hasil hutan harus yang bersertifikasi, dengan sertifikasi pasar juga semakin luas. Jadi sangat penting perlunya sertifikasi. Banyak negara menerapkan peraturan bahwa produk hasil hutan dari hutan yang dikelola secara lestari," imbuh Rimbawan asal Palembang Sumatera Selatan ini.
Dengan sertifikasi pun keberadaan hasil-hasil hutan dapat ditelusuri sesuai peraturan yang berlaku. "Controlled wood hasil hutan kayu yang diproduksi dari kawasan hutan yang dapat ditelusuri. Misal dari petak berapa, dapat diketahui. Serta tidak melanggar hak-hak sipil dan tradisional warga,".
"Perhutani juga tidak memproduksi kayu dari hasil rekayasa genetik. Perhutani juga mempedulikan masyarakat adat, semisal ada masyarakat sekitar hutan yang buta huruf, juga ambil bagian dalam pemberantasan buta huruf. Kawasan konservasi sangat dijaga dengan baik," tutup Candra. (tim kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar