kabarjateng.co.id bersama Sudarsono di Makam Mbah Brengos |
ADA daya tarik tersendiri saat mengunjungi Desa Tunggorono Kecamatan Kutoarjo, Purworejo Jawa Tengah. Khususnya di kawasan Makam Mbah Brengos, yang disebut merupakan pendiri Desa Tunggorono. Kawasan yang adem, aura magisnya pun terasa. Di sekitar kawasan merupakan lahan desa, yang sengaja ditanami jati dan memang untuk keperluan pembangunan desa. Semua terjaga dengan baik, termasuk jalan menuju area makam yang sudah dibangun dan mulus. Kades Tunggorono, Sudarsono, bersama jajarannya mengalokasikan dana untuk pembangunan jalan tersebut.
Kades Sudarsono yang menemani media ini mengunjungi Makam Mbah Brengos, belum lama ini, mengakui jika kawasan makam merupakan wisata budaya dan religi. Pengunjungnya pun tak hanya dari Purworejo maupun Jawa Tengah umumnya, namun juga dari Yogyakarta dari kabupaten/kota lainnya.
Masjid Desa Tunggorono, kayu jatinya dari area makam Mbah Brengos |
"Mbah Brengos merupakan pendiri desa, cikal bakal Desa Tunggorono. Makam ini dirawat baik, dan area sekitar pun terjaga dengan baik. Menjadi wisata religi, banyak pengunjungnya," sebut Sudarsono-kades yang berwalnya dari kadus di Tunggorono.
"Kesan sakranya kami jaga. Semisal jalan mendekati area makam, kami beri undak-undakan, agar pengendara motor tidak masuk, tapi parkir agak jauh dari makam. Jadi peziarah jalan kaki, itu memberi kesan sakral. Termasuk agar tidak jadi tongkrongan yang tidak pada semestinya," imbuh Sudarsono.
Termasuk pula pagar bambu yang mengitari makam, memang tetap dijaga sedemikian rupa, agar kesan adat dan budayanya terjaga. "Memang pagar bambu, di desa ini setiap waktu tertentu, sudah pasti warga semua gotong royong di makam ini. Tanpa diperintah, semua warga sudah tahu, saatnya bergotong royong di makam Mbah Brengos. Jadi kami biar pagar bambu, kesan adatnya terjaga," beber Sudarsono.
Di sekeliling makam Mbah Brengos, tumbuh tanaman jati yang besar-besar, diperkirakan sampai ratusan tahun. Kades mengaku, saat pembangunan masjid Desa Tunggorono, kekurangan materi bangunan mengambil dari pohon jati di sekitar makam Mbah Brengos. Ada sekira 6 pohon, hingga selesai pembangunan masjid desa.
Terkait makam Mbah Brengos, Kepala Desa Majir Kecamatan Kutoarjo, Budi Sunaryo, juga angkat bicara. Menurut dia, makam Mbah Brengos merupakan wisata ziarah yang perlu terus dikembangkan. "Selain pemandangannya bagus, Mbah Brengos itu ulama yang kober ngaos atau ngaji, sukanya daging bebek," tutur Budi Sunaryo. (tomo w)
ya allah itu makam eyang buyut saya
BalasHapus