P3MD Kesempatan Para Sarjana Membangun Desa, Budi Sunaryo : Harus yang Punya Kemampuan dan Kemauan

PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Kabar gembira bagi para sarjana di seluruh tanah air, dengan dibukanya lowongan tenaga pendamping profesional pada Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. 

Bentuk perhatian tinggi pemerintah pusat dengan mengeluarkan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) tahun 2017, mengenai lowongan dan pendaftaran dapat diakses melalui http://pendamping2017.kemendes.go.id//. 

 Untuk informasi pendafaran dibuka mulai 26 Agustus 2017 dan ditutup 31 Agustus 2017. 

Kepala Desa Majir Kecamatan Kutoarjo, Purworejo, Budi Sunaryo AMd menilai sangat positif program dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Mantan Calon Wakil Bupatu Purworejo tersebut, mengimbau bagi para sarjana dimana pun berada untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Budi Sunaryo (kiri) dan rekan kepala desa

"Para sarjana mari membangun desa, inilah kesempatannya. Era Presiden Jokowi dibuka lebar, dengan program nawacita membangun negara dari pinggiran atau desa. Banyak potensi pada desa, ada Bumdes bahkan dengan P3MD dibuka lowongan tenaga pendamping profesional baik itu skala kabupaten sebagai tenaga ahli (TA), tingkat kecamatan maupun desa," beber Budi Sunaryo kepada kabarjateng.co.id, Sabtu (26/8/2017). 

Namun pengurus pusat Asosiasasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) itu mengharapkan, para sarjana yang menjadi tenaga pendamping profesioanal adalah yang mempunyai kemampuan atau keahlian. 

"Jadi tidak hanya mencari gaji dari pemerintah. Tapi harus punya kemampuan dan tentu kemauan dalam membangun dan memajukan desa," tegas Budi Sunaryo. 

"Jangan sampai malah nantinya tenaga pendamping tidak paham mengenai desa dan seluk beluknya, seperti dana desa, alokasi dana desa. Bagaimana mau mendampingi, karena tujuannya bagaimana desa ada pendampingi hingga memudahkan segala sesuatunya untuk kemajuan dan pembangunan desa. Untuk TA gaji tinggi, bisa mencapai Rp 8 juta," urai Budi Sunaryo yang hobi keris dan burung berkicau. (tw)