Oleh : Priyo Suwarno
IZINKAN saya
mengutip utuh pandangan KH Mustofa Bisri yang termuat dalam 9mediaislam.com,
begini katanya: Saya kadang merasa
aneh melihat saudara-saudara yang memiliki sifat seperti anak-anak, ingin
menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama
dengan dirinya...
Padahal Alquran
sudah mengatakan untuk berbuat adil, karena itu bisa mendekatkan kepada
ketaqwaan.... Tapi begitulah sifat anak-anak kadang tidak bisa menerima
nasihat yang baik sekalipun untuk dirinya sendiri
“Atheis dimusuhi
karena tidak bertuhan.
Bertuhan dimusuhi
karena tuhannya beda.
Tuhannya sama
dimusuhi karena nabinya beda.
Nabinya sama
dimusuhi karena alirannya beda.
Alirannya sama
dimusuhi karena pendapatnya beda.
Pendapatnya sama
dimusuhi karena partainya beda.
Partainya sama
dimusuhi karena pendapatannya beda."
Apa kamu mau hidup
sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.
Bait-bait kalimat
Gus Mus ini bisa jadi merupakan sebuah karya agung untuk mengagungkan asma
Allah SWT tanpa menisbikan karya-Nya, yaitu umat manusia itu sendiri. Gus Mus
menghargai perbedaan sekaligus menghormatan persamaan.
Ketika manusia
terjebak dalam suasana perbedaan ekstrem, maka yang muncul adalah kekacauan
luar biasa dan kekisruhan abadi yang ujung-ujungya adalah jual beli nyawa. Ini
adalah fakta dan sedang terjadi begitu deras di panggung dunia, termasuk
Indonesia. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar