Sutiyono |
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Misi tak mudah dijalani Kepala Desa Kemadulor Kecamatan Kutoarjo, Purworejo, Sutiyono SE. Berbekal latar belakang selama kerja dan mengabdi di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Bandung Jawa Barat, Sutiyono ingin mewujudkan masyarakat Kemadulor yang mandiri, produktif dan sejahtera.
Ditemui kabarjateng.co.id di kantornya baru-baru ini, Sutiyono yang didampingi Sekdes Sarwono, mengaku tak mudah menjalankan misi mulia tersebut. Kendati berpengalaman dan matang dalam usia, Sutiyono mengaku, di awal-awal pemerintahannya beberapa kendala dan hambatan dihadapi.
Sarwono |
"Mewujudkan kemandirian, produktif itu pertama saya tekankan kepada jajaran di kelurahan, berlaku untuk semua staf. Mengajak dan mendorong untuk membudayakan hal yang positif, seperti menghargai kedisiplinan waktu, tertib administrasi, di awal-awal tidak lah mudah. Meski harus bertahap dan pelan, saya ingin staf Kelurahan Kemadulor memiliki SDM yang berkualitas," beber Sutiyono yang mengaku tak jarang perlu marah demi kebaikan bersama kepada stafnya.
"Mulai dari tertib waktu, Kelurahan Kemadulor sudah mulai dengan baik. Acara atau kegiatan ya dimulai tepat waktu, tidak molor. Semua staf sudah paham di sini, menghargai waktu. Semisal molor 1-2 jam, selama itu kan bisa melakukan hal produktif lainnya?," imbuh Sutiyono yang juga menginspirasi warganya untuk tetap menimba ilmu, Sutiyono dan istrinya saat ini sedang belajar hukum, program S1 di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Sutiyono dan istri menjadi pasangan mahasiwa tertua di kampusnya, bahkan lebih tua dari para dosen dan dekannya.
Mengenai tertib administrasi, memang sangat ditekankan Kades Sutiyono. ibarat salah titik koma, pun dicermatinya. Dirinya tak mau ada akibat fatal hanya karena kesalahan administrasi.
Hal ini pun diakui Sekdes Sarwono. Hingga di awal-awal Sutiyono memimpin, Sarwono pun sempat sakit tipes, karena beberapa kali harus mengetik ulang karena ada kesalahan administrasi. "Ada beberapa poin yang harus diselesaikan dalam laporan administrasi Kemadulor, meski itu bukan saat Pak Sutiyono memimpin. Dari awalnya saya tidak bisa komputer, terus didorong untuk belajar, hingga saat ini sudah bisa. Sekdes dan Kaur sudah ada laptop, pelan-pelan administrasi dibenahi dan baik. Betul, saya sempat sakit tipes, mungkin karena kecapaian. Saya malah kangen, kalau tidak dimarahi, karena untuk kebaikan dan kemajuan," cerita Sarwono.
Tak hanya bagi staf, secara perlahan Sutiyono juga mengajak warganya mampu mandiri dan produktif dalam berbagai hal, termasuk kemandirian perekonomian. "Ada beberapa kelompok tani, saya dorong untuk terus maju. Memang tidak mudah, tapi ada kebanggaan dan kepuasan jika warga saya bisa maju dan sejahtera, rasa bangga keberhasilan warga itu yang saya cari dan memotivasi saya menjadi pemimpin di desa," urai Sutiyono.
Dari misi kemandirian dan produktif itu, Sutiyono pun menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat yang siap, memiliki kemampuan atau keahlian, hingga dapat membuat peluang kerja yang menjanjikan.
"Makanya ditekankan soal pemberdayaan masyarakatnya. Beberapa kali pelatihan digelar, seperti rias pengantin dan membatik. Dari situ, warga yang menekuni mulai menunjukkan peningkatan dalam perekonomiannya, jelas menjadi kebanggaan tersendiri. Produksi batik berjalan lancar, kami dorong untuk terus maju," jelas Sutiyono. (tim kj)
"Makanya ditekankan soal pemberdayaan masyarakatnya. Beberapa kali pelatihan digelar, seperti rias pengantin dan membatik. Dari situ, warga yang menekuni mulai menunjukkan peningkatan dalam perekonomiannya, jelas menjadi kebanggaan tersendiri. Produksi batik berjalan lancar, kami dorong untuk terus maju," jelas Sutiyono. (tim kj)
Tertib, disiplin,familiar dan pinter 'momong'... bagaimana Kemadu tidak maju dengan Pimpinan yang punya sifat seperti itu. Pemimpin yang benar2 mempunyai kharisma dan sifat kepemimpinan hebat. Salut untuk MBAH MADU. Maju terus Kemadu.
BalasHapus