Bupati Diminta Turun Tangan
Kondisi RS PKU Muhammadiyah selama tidak beroperasi. |
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Masih menjadi topik hangat khususnya di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengenai belum beroperasinya RS PKU Muhammadiyah Purworejo, yang terletak di Pangen. Senin (31/10/2016), kabarjateng.co.id mengunjung rumah sakit tersebut, sekira dua bulan tidak beroperasi, terlihat sepi, beberapa karyawan terlihat di dalam rumah sakit.
Media ini ditemui koordinator humas RS PKU Muhammadiyah Purworejo, Imam Syafruly.
"Per 25 Agustus 2016 hingga saat ini, belum beroperasi. Para karyawan sangat berharap, rumah sakit ini segera beroperasi memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Ruly sapaan akrabm Imam Syafruly.
"Kalau masuk kerja, karyawan masuk kerja seperti biasa. Kami pun terima gaji tiap bulannya, namun kegiatan atau operasional rumah sakit tidak berjalan," kata dia.
Imam Syafruly |
Bagi Ruly dan karyawan lainnya, tidak mempersoalkan atau ikut campur mengenai konflik antara para pemilik saham dengan pihak Muhammadiyah, yang penting dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.
"Itu suara karyawan, bagaimana dapat bekerja seperti sedia kala. Rumah sakit yang juga bagus ini, dapat beroperasi lagi," imbuh Ruly.
Tak hanya Ruly dan karyawan lainnya. Pun demikian dengan suara masyarakat sekitar. Bisa dibayangkan, karena tidak beroperasinya rumah sakit, perekonomian sekitar pun menjadi turun kembali. Mulanya aktivitas masyarakat dan perekonomian bergairah, saat ini terlihat lesu dengan berhentin sementaranya operasional rumah sakit.
Diakui Ruy, masyarakat sekitar sudah menyampaikan surat ke pihak-pihak terkait, seperti Bupati, DPRD Purworejo maupun Dinas Kesehatan, yang pada intinya mengharapkan bagaimana rumah sakit dapat beroperasi kembali.
"Izin operasional memang sudah habis, namun sebenarnya pihak pemilik sudah melakukan pengurusan perpanjangan. Kewenangan di Bupati, rencana kami dari karyawan juga ingin audiensi dengan Pak Bupati," aku Ruly.
Bupati Purworejo pun diharapkan turun tangan mengenai permasalahan ini. Jangan sampai berlarut-larut, namun lebih mengutamakan nilai kemanusiaan dan juga pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas.
"Harapan kami seperti itu. Soal konflik, kami ndak mau ikut campur. Bagaimana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat berjalan dengan baik," harap Ruly mewakili karyawan lainnya. (tomo widodo/sigit w)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar