KABARJATENG.CO.ID - Arti kata perempuan atau wanita ada empat term di Jawa yang digunakan untuk menyebut perempuan.
1. Wadon
Berasal dari bahasa Kawi (Jawa Kuno)Wadu yang artinya kawula atau abdi. Secara istilah diartikan bahwa perempuan dititahkan di dunia ini sebagai abdi laki-laki.
2. Wanita
Kata wanita terbentuk dari dua kata bahasa Jawa (kerata basa) Wani yang berarti berani dan Tata yang berarti teratur. Kerata basa ini mengandung dua pengertian yang berbeda. Pertama, Waniditata yang artinya berani (mau) diatur. Dan yang kedua, Wani nata yang artinya berani mengatur. Pengertian kedua ini mengindikasikan bahwa perempuan juga perlu pendidikan yang tinggi untuk bisa memerankan dengan baik peran ini.
3. Estri
Berasal dari bahasa Kawi: Estren yang berarti panyurung (pendorong). Seperti pepatah yang terkenal, Selalu ada wanita yang hebat di samping laki-laki yang hebat.
4. Putri
Dalam peradaban tradisional Jawa, kata ini sering dibeberkan sebagai akronim dari kata-kata Putus tri perkawis, yang menunjuk kepada purna karya perempuan dalam kedudukannya sebagai putri. Perempuan dituntut untuk merealisasikan tiga kewajiban, tiga kewajiban perempuan (tri perkawis). Baik kedudukannya sebagai wadon,wanita, maupun estri.
Tetapi, sebagai perempuan ada yang tidak saya sukai dari kejawaan itu. Salah satunya adalah ketidaktegasan,bentuk ewoh-pekewoh wong Jowo yang dikenal penuh basa-basi. Apalagi dengan bagaimana perempuan dicitrakan dalam karya-karya sastra Jawa kuno. Saya memang bukan penikmat sastra jawa. Atau karena itu saya tidak bisa menangkap makna yang seharusnya ingin disampaikan.
Misalnya dalam Kitab Clokantara disebutkan:
Tiga Ikang abener lakunya ring lokaiwirnya, ikang iwah, ikang udwad, ikang janmasri, yen katelu,wilut gatinya,yadin pweka nang istri hana satya budhinya, dadi ikang tunjung tumuwuh ring cila//
Artinya: Tiga yang tidak benar jalannya di bumi yaitu sungai, tanaman melata, dan wanita. Ketiganya berjalan berbelit-belit. Jika ada wanita yang lurus budinya akan ada bunga tunjung tumbuh di batu.
Jelas bagaimana wanita dicitrakan dalam kalimat tersebut. Bahwa wanita disamakan dengan sungai dan tanaman melata yang berbelit-belit. Dan adalah ketidakmungkinan wanita untuk bisa mempunyai pendirian. Karena tidak akan ada bunga tunjung yang tumbuh di batu.
Juga tentang bagaimana perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam Serat Paniti Sastra:
Wuwusekang wus ing ngelmi/ kaprawolu wanudyo lan priyo/ Ing kabisan myang kuwate/ tuwin wiwekanipun/..
Artinya: Katanya yang telah selesai menuntut ilmu, wanita hanya seperdelapan dibanding pria dalam hal kepandaian dan kekuatan serta kebijaksanaanya.
Jadi dalam kalimat di atas ada ketidaksetaraan antara pria dan wanita. Walau mungkin kenyataannya bisa jadi demikian.
Tapi menurut saya wanita harus diberi kesempatan sama dengan laki laki. Memang demikianlah adanya pandangan orang Jawa. Aku hanya memberi gambaran. Kalau sependapat boleh terima, tapi kalau mungkin tak sependapat ya jangan dipakai, cukup sebagai pengetahuan saja karena aku juga begitu.
Dalam kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak, macak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau bersolek, dan bisa memberi keturunan. Hehehehe… Sepertinya tidak jauh-jauh dari sumur, dapur, dan kasur. Masa iya sih sedangkal itu. Tapi setelah dipikir lagi ternyata amat dalam,
1. Masak
Wanita atau perempuan Jawa tidak sekadar membuat/mengolah makanan, melainkan memberi nutrisi dalam rumah tangga sehingga tercipta keluarga yang sehat. Dalam aktivitas memasak pula seorang wanita harus memiliki kemampuan meracik, menyatukan dan mengkombinasikan berbagai bahan menjadi satu untuk menjadi sebuah makanan. Ini adalah wujud kasih sayang istri terhadap seluruh anggota keluarga.
2. Macak
Macak adalah bersolek atau berhias. Jangan dimaknai hanya sebagai aktivitas bersolek mempercantik diri. di dalamnya terkandung makna menghiasi atau memperindah bangunan rumah tangga. Juga mempercantik batinnya supaya memiliki sifat yang lemah lembut, ikhlas, penyayang, sabar dan mau bekerja keras.
3. Manak
Manak artinya melahirkan anak. Tidak semata proses bekerja sama dengan suami dalam membuat anak, mengandung dan melahirkan seorang buah hati. Akan tetapi mengurus, mendidik, dan membentuk karakteristik seorang anak hingga menjadi manusia seutuhnya.
Menurut Ronggowarsito sedikitnya ada tiga watak perempuan yang jadi pertimbangan laki laki ketika akan memilih, yaitu:
1.Watak Wedi, menyerah, pasrah, jangan suka mencela, membantah atau menolak pembicaraan.
Lakukan perintah laki-laki dengan sepenuh hati.
2.Watak Gemi, tidak boros akan nafkah yang diberikan.
Banyak sedikit harus diterima dengan syukur. Menyimpan rahasia suami, tidak banyak berbicara yang tidak bermanfaat. Lebih lengkap lagi ada sebuah ungkapan,gemi nastiti ngati-ati. Kurang lebih artinya sama dengan penjelasan gemi diatas. Siapa laki-laki yang tidak mau mempunyai pasangan yang gemi?
3.Watak Gemati, penuh kasih.
Menjaga apa yang disenangi suami lengkap dengan alat-alat kesenangannya seperti menyediakan makanan, minuman, serta segala tindakan. Mungkin karena hal ini, banyak perempuan Jawa relatif bisa memasak. Betul semua bisa beli, tetapi hasil masakan sendiri adalah sebuah bentuk kasih sayang seorang perempuan di rumah untuk suami (keluarga).
Kalau dipikir, tiga sifat di atas ‘tidak hanya’ cocok diterapkan pada wanita Jawa. Kurasa semua laki laki dari manapun akan menyenangi wanita dengan karakter tersebut. Karena sekarang yang dilihat bukan asal suku nya, tetapi karakternya. Dan tidak semua perempuan Jawa punya karakter tersebut. Dari hasil intip-intip pada perempuan sekelilingku ada tiga watak wanita Jawa yang kutangkap yaitu :
1. Tangguh, pekerja keras dan pantang menyerah;
2. Hemat dan mau hidup susah;
3. Penurut, setia, lembut
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Flight Schedule Achmad Yani Airport
Info Cuaca Jawa Tengah
Label
AGROBISNIS
BERITA HEADLINE
BERITA TERKINI
BISNIS
BUDAYA
CATATAN LUSIANO
CATATAN SIE CAH MBELING
CILACAP
EKONOMI
FILM
HIBURAN
HUKUM
HUMOR
INTERNASIONAL
JAWA TENGAH
KESEHATAN
KOMUNITAS
KONSULTASI SPIRITUAL
KUDUS
KULINER
KULONPROGO
LINGKUNGAN
NASIONAL
NUSANTARA
OLAHRAGA
OTOMOTIF
PENDIDIKAN
PERISTIWA
POLITIK
PROFIL
PURWOREJO
SEJARAH
SEMARANG
SERBA SERBI
SOCIETY
SURAKARTA
TEMANGGUNG
TOKOH
WISATA
YOGYAKARTA
Redaksi
Pembina : Tomo Widodo SHut, Pemimpin Umum : Sigit Widiyanto SE, Pemimpin Redaksi: Drs Raga Affandi, Koordinator IT & Kreatif : Djoko Santoso, Ardi Dwi Septiawan, Bimo Satrio , Juli Prastomo , Manager Iklan : Tanti Susilowati, Manager Pemasaran dan EO : : Drs Heri Prastowo, Kepala Litbang : Ax Bowo Sutoko SPd, Staf Litbang : Edy Iriyanto, Kabiro Purworejo : Ngabdiri Koim, Kabiro Surakarta : Isvaradi, Staf Redaksi : Woro Suciningtyas SE, Duta Pamungkas, Eko Stianto , Fotografer : Rahmat Yuni Antoro, Penerbit: Kabar Group , Kantor Pusat: Jl Batu Ratna Perum Griya Karang Joang Asri 2 Blok C2 No 27 RT 15 Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara-Kota Balikpapan-Kaltim, Indonesia Telp.: 081347420231, 0853 4743 3322, 082138182572 Email: redaksi__kabarkaltim@hotmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar