YOGYAKARTA.KABARJATENG.CO.ID - Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI) menggelar jumpa pers siang ini (19/8) di Atrium Hotel yang terletak di Jalan Adi Sucipto Yogyakarta. Jumpa Pers dilangsungkan terkait pemaparan PPHI tentang agenda akbar yang akan dihelat keesokan harinya, yaitu Kejuaraan Nasional Hapkido Indonesia untuk yang pertama kalinya.
Hadir dalam agenda ini, Ketua Umum Pengurus Pusat Hapkido Indonesia Prabu Kusumo, didampingi oleh Presiden World Hapkido Martial Art (WHMAF) Grand Master Don Oh Choi, Founder Hapkido Indonesia Master Vincentius Yoyok Suryadi, Ketua Panitia Kejurnas Hapkido Sabeum Yopie Wirawan Adibrata dan Master Park Young U selaku International Refree Hapkido WHMAF.
Pada jumpa pers kali ini, Prabu menyampaikan mengenai keberadaan Hapkido di Indonesia, eksistensinya dan progres perkembangan yang signifikan serta perjalanan Hapkido sebagai salah satu olahraga beladiri yang akan segera bergabung menjadi anggota tetap Komite Olahraga Nasional Indonesa (KONI).
"Di awali pada 2014 yang lalu, Hingga kini Hapkido Indonesia telah menancapkan sayapnya hingga di 24 Propinsi serta beberapa daerah yang segera menyusul membentuk Pengurus Daerah (Pengda)", papar Prabu.
Adapun kegiatan kejuaraan yang akan digelar esok (20-21 Agustus 2016) merupakan salah satu kegiatan yang akan menjadi syarat masuknya Hapkido Indonesia menjadi anggota tetap KONI, di mana beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah dengan terselenggaranya beberapa kejuaraan skala nasional.
Lebih lanjut Vincentius Yoyok Suryadi menambahkan, bahwa kegiatan Kejurnas esok juga merupakan kegiatan yang hasilnya akan diproyeksikan sebagai pencarian potensi prestasi atlit guna menyongsong kejuaraan dunia di Australia pada Juli tahun depan. Kejuaraan dunia tersebut direncabakan akan mengundang 47 negara di seluruh penjuru dunia.
Sementara itu, Yopie Wirawan memaparkan bahwa kejuaraan akan dilangsungkan dalam dua hari, dengan jumlah peserta 215 atlit dari 18 Pengda yang sudah terbentuk. Kejuaraan meliputi kategori Senior, Junior dan tingkat Kadet (Pra Junior) yang akan mempertandingkan beberapa nomor tanding yaitu Daeryun (tarung), Hosinsool (tehnik beladiri praktis berpasangan), Hyung (jurus), Nakbob (lompat) dan nomor exhebisi Mugisul (senjata).
Disinggung mengenai perkembangan Hapkido di Indonesia Master Yoyok memaparkan, bahwa dari 24 propinsi yang sudah membentuk Pengda maupun yang segera membentuk, ada beberapa daerah yang menunjukkan perkembangan cukup signifikan, di antaranya Lampung, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, DKI, DIY dan Kalimantan Timur. Yoyok menuturkan bahwa PPHI menerapkan pengembangan dengan sistim seperti orang makan bubur panas, di mana daerah luar dahulu yang dikembangkan, sementara daerah pusat (Yogyakarta) justru terakhir saja. "Kalau kita makan bubur panas, lantas kita makannya dari pinggir maka rasnya akan tetap hangat hingga tengahnya nanti", demikian Yoyok mengilustrasikan.
Selain itu Yoyok juga Prabu menyampaikan rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para praktisi dan penggiat Hapkido di seluruh daerah yang berperan serta pada kegiatan kali ini, terkait dengan upaya dan kemandirian yang ditumbuhkan untuk mengikuti kegiatan ini, di mana Kejurnas pertama kali ini benar-benar kejuaraan yang penuh dengan upaya mandiri dari segala pihak, termasuk di antaranya harus membayar biaya kepesertaan oleh semua peserta, baik di setiap nomor yang diikuti maupun akomodasi. "Sungguh hal yang sangat luar biasa, mengingat Hapkido belum terdukung pembiayaan oleh negara (pemerintah), namun semua daerah peserta berupaya dan bersinergi untuk mandiri mengikuti dan mensukseskan kejurnas pertama ini", terang Prabu. (munadi ts)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar