MASA itu memang menyimpan keindahan
tersendiri. Ketika penduduk di negeri ini, menonjolkan kehalusan rasa.
Bukan gembar-gembor keimanan. Yang muncul adalah aura
kedamaian, yang berakar pada ketulisan hati dan kasih murni. Tak ada
keakuan untuk membenar-benarkan keimanan sendiri sembari menista
keimanan pihak lain. Karena mereka memang tak berpatok pada iman,
tetapi pada kasunyatan, kenyataan hidup apa adanya.
Duh...Simbah-simbah kita di masa itu...yang tak berpendidikan tinggi, yang mungkin juga tak sering mendengar ceramah-ceramah agama, justru lebih cerdas dalam berperilaku sebagai manusia yang berbudi luhur.
Rindu rasanya akan masa itu. Tapi waktu memang tak bisa diputar. Yang bisa dilakukan hanya mengungkap kembali kebijaksanaan kala itu. Yaitu sebuah sikap hidup yang dilandasi kehalusan rasa. Yang melahirkan berbagai seni bercitarasa tinggi: seni hidup, seni tari, seni gamelan dan berbagai tradisi lainnya yang mencerminkan keindahan karena berorientasi pada keselarasan. Terjadilah...bangkitlah Ibu Pertiwi.....(setyo hajar dewantoro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar