[JAKARTA] Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy memohon doa bangsa
Indonesia karena hari ini asap pekat kembali menyelimuti Riau.
Kepekatannya, kata Lukman Edy, mungkin empat kali lipat dari sebelumnya.
"No electrik, No school, No flight, No oxygen. Demi Allah, ini terasa
seperti Genosida!," demikian pesan singkat Lukman Edy yang merupakan
anggota DPR dari dapil Riau, Selasa (6/10).
Lukman Edy menegaskan, Negara sedang membunuh 6,3 juta rakyat Riau pelan-pelan.
"Kami cuma diberi masker kue, bukan masker standart sesuai status
tanggap darurat bencana. Kualitas udara bukan lagi berbahaya, tapi sudah
merusak bahkan membunuh," ucapnya.
Partikel berbahaya ini sudah dua bulan dihirup tanpa henti dan 24 jam
setiap hari. Sudah 55 ribu warga, mayoritas balita dan orang tua,
bertumbangan karena asap.
Saat ini, ada 1.563 titik api. Dipadamkan dengan bantuan 7 helikopter
dan pesawat water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan. Dibantu
1.594 personel TNI dan Polri. Mari kita masukin ke rumus matematika
sederhana. 8 pesawat yang ada, jika dibagi dengan jumlah lokasi sumber
asap, artinya satu pesawat harus mengatasi 195 titik api.
"Artinya hanya ada satu orang prajurit untuk mengawal setiap satu titik api. Sementara satu titik api yang terpantau di satelit, luasannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan hektar," katanya.
Lukman kemudian meneruskan pesan masyarakat Riau kepada Presiden Jokowi.
"Dear Pak presiden, please jangan kadalin rakyat lagi, tetapkan darurat bencana nasional pencemaran udara dan minta bantuan dunia internasional untuk memadamkan titik api. Berhutang ke luar negeri saja anda mampu dalam hitungan bulan menjabat, masa untuk kepentingan rakyat anda ragu?!" pungkasnya.
"Artinya hanya ada satu orang prajurit untuk mengawal setiap satu titik api. Sementara satu titik api yang terpantau di satelit, luasannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan hektar," katanya.
Lukman kemudian meneruskan pesan masyarakat Riau kepada Presiden Jokowi.
"Dear Pak presiden, please jangan kadalin rakyat lagi, tetapkan darurat bencana nasional pencemaran udara dan minta bantuan dunia internasional untuk memadamkan titik api. Berhutang ke luar negeri saja anda mampu dalam hitungan bulan menjabat, masa untuk kepentingan rakyat anda ragu?!" pungkasnya.
sumber : beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar