Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu berpotensi besar untuk pengembangan
wisata bahari, mengingat letaknya yang dekat dengan ibu kota negara (Jakarta),
sehingga menjadikan kawasan ini mempunyai peluang pengembangan yang baik.
Sejalan dengan perkembangan kota-kota besar, maka semakin banyak orang yang
menginginkan kembali ke alam. Kegiatan-kegiatan wisata bahari yang dapat
dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional antara lain menyelam (diving) pada
beberapa spot selam (terdapat 26 spot selam), snorkeling, memancing, wisata
pendidikan (penanaman mangrove dan rehabilitasi terumbu karang) menikmati
keindahan pantai dan lain-lain.
Panorama laut di wilayah ini menjadi daya tarik alamiah bagi wisatawan. Panorama seperti pada saat matahari terbit dan matahari terbenam menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di dalam kawasan Taman Nasional telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan sarana pariwisata antara lain dengan dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok penginapan oleh pihak swasta. Jumlah pulau yang wilayah perairannya berada di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu berjumlah 76 buah dimana dari jumlah tersebut tercatat 20 buah yang telah dikembangkan sebagai pulau wisata.
Dinamika kehidupan masyarakat setempat sebagai masyarakat bahari
sesungguhnya dapat menjadi daya tarik wisata. Kegiatan masyarakat sebagai
nelayan dapat menjadi daya tarik tersendiri, khususnya di pulau-pulau
permukiman. Berbagai jenis ikan dan hasil laut bisa menjadi komoditi yang
memiliki nilai jual untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Sementara itu, alat
perlengkapan penangkapan ikan dapat diperkenalkan kepada para pendatang/wisatawan,
seperti karamba jaring apung, alat pancing serta perahu. Perkembangan jumlah
wisatawan yang datang ke Kepulauan Seribu dari tahun ke tahun cenderung
meningkat.
Pada 5 sampai 6 September 2015, Taman Komik Nusantara yang diketuai oleh
Endah Priyati bekerjasama dengan KPM (Kelompok Peneliti Muda) Universitas
Negeri Jakarta (UNJ) melakukan
gerakan peduli konservasi Taman Nasional Kepulauan Seribu. Fokus kepedulian ini
terutama pada kampanye konservasi terumbu karang dan perlindungan mangrove
melalui media komik yang diarahkan dengan kegiatan
mengedukasi para generasi mudanya sekitar Pulau Kelapa, Pulau Harapan, Pulau
Bira dan Pulau Kayu Angin.
Konservasi dan pengelolaan terumbu karang secara lestari sangat penting
untuk dikembangkan. Ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat
mendukung kehidupan nelayan setempat. Jika habitat terumbu karang dapat
berfungsi secara optimal, maka produksi ikan-ikan karang akan dapat
dimanfaatkan secara berkesinambungan dan akan memberikan keuntungan secara
sosial dan ekonomi bagi masyarakat, untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Konservasi dan pengelolaan terumbu karang haruslah secara menyeluruh baik
ekosistem terumbu karang itu sendiri maupun sumberdaya ikan yang berasosiasi
dengan terumbu karang, serta melibatkan masyarakat pengguna dengan memperbaiki
terumbu karang yang telah rusak melaui pembuatan terumbu karang buatan. Selain
itu mencari alternatif pemanfaatan sumberdaya ikan-ikan karang melalui paket
teknologi alat tangkap yang ramah lingkungan serta pengalihan usaha ke budidaya
laut, yang layak dan memberikan prosfek yang cerah untuk meningkatkan
pendapatan khususnya nelayan setempat.
Namun sayang pada kenyataannya, terumbu karang telah dimanfaatkan oleh manusia secara optimal tanpa kendali, antara lain usaha penangkapan ikan karang baik sebagai ikan hias maupun sebagai konsumsi secara besar-besaran yang menggunakan racun "potassium cyanida", pengambilan karang untuk bahan bangunan dan tidak kalah pesatnya pemanfaatan daerah terumbu karang sebagai taman laut dijadikan objek wisata bahari. Terumbu karang sebagai sumberdaya dieksploitasi sebagai bahan bangunan, bahan baku industri pupuk dan farmasi tanpa memperhatikan prinsip-prinsip ekologi. Padahal terumbu karang berfungsi sebagai daerah perlindungan, tempat berkembang biak, mencari makan bagi berbagai jenis biota laut, mempunyai kestabilan, aneka-ragam spesies dan ekosistem beradaptasi secara baik.
Adanya kerusakan terumbu karang akan mengakibatkan pula perubahan keragaman
organisme penghuni terumbu karang. Di perairan terumbu karang terdapat indikasi
adanya hubungan antara keragaman spesies ikan dengan kompleksitas populasi
karang. Daerah yang mempunyai keragaman spesies karang yang lebih banyak akan
lebih bervariasi populasi ikannya. Makin kompleks populasi karang akan
memberikan pula relung ekologi yang lebih banyak bagi ikan-ikan karang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar